US SD Lancar, Prestasi Harus Lebih Baik

Pantauan US SD/MI hari pertama di Surabaya berjalan lancar dan tanpa kendala. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki prestasi hasil US di Surabaya dari tahun lalu. [adit hananta utama/bhirawa]

Pantauan US SD/MI hari pertama di Surabaya berjalan lancar dan tanpa kendala. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki prestasi hasil US di Surabaya dari tahun lalu. [adit hananta utama/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Hari pertama pelaksanaan Ujian Sekolah (US) SD/MI di Surabaya tampak berjalan tanpa kendala. Mata ujian Bahasa Indonesia yang disajikan dengan metode Paper Based Test (PBT) juga dikerjakan dengan baik oleh peserta.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti menuturkan, dari pantauan yang dilakukannya kemarin telah berlangsung tertib dan lancar, Senin (16/5). Karena itu, pihaknya berharap kondisi ini dapat menjadi pendorong agar hasil nilai US SD/MI di Surabaya lebih baik. Harapan ini cukup mendasar, sebab tahun lalu, hasil nilai US di Surabaya cukup memprihatinkan jauh dibawah kabupaten/kota lain di Jatim.
“Rata-rata nilai SD masih kalah dengan SMP dan SMA. Tahun ini prestasi itu harus ditingkatkan,” katanya.  Seperti diketahui, tahun lalu dari 78 rayon penyelenggara US SD/MI se Jatim, dua rayon milik Surabaya berada di peringkat ke 45 dan 77.
Sementara itu, Kepala SDN Ketabang I Siti Rahayu mengaku telah mempersiapkan siswanya jauh-jauh hari untuk menghadapi ujian. Mulai dari bimbingan belajar hingga tryout sudah dilakukan secara optimal. Demikian juga dengan istighosah dan doa bersama. “Supaya berkah dan prestasinya lebih baik,” imbuhnya.
Sebelum ujian, para siswa dikumpulkan terlebih dulu di aula sekolah. Selain doa bersama dan mendapat motivasi, mereka juga diberi perlengkapan tulis untuk ujian. Mulai dari pensil, penghapus, penggaris, serta map sebagai alas. “Ini upaya sekolah supaya tidak ada siswa yang lupa dan tertinggal,” katanya.
Siti mengatakan, dalam ujian sekolah, SDN Ketabang 1 menjadi sekretariat subrayon 1 kecamatan Genteng. Artinya, sebanyak 19 sekolah yang ada di wilayah subrayon 1 harus mengumpulkan lembar jawaban komputer (LJK) di SDN Ketabang 1. Selanjutnya, satu jam usai ujian, LJK tersebut harus diserahkan kepada Dinas Pendidikan Surabaya. “Anak-anak mengerjakannya bukan diarsir, tapi disilang,” jelasnya.
Hari ini, Selasa (17/5) siswa akan ujian matematika. Siti berharap, para siswa tidak terlalu khawatir dengan soal-soal yang akan dihadapi. Pihaknya sudah menyampaikan kepada para orang tua agar tetap menjaga kondisi putra-putrinya. Kendati demikian, pihaknya tetap mengingatkan kepada para pengawas untuk selalu disiplin dan jujur menjaga ujian. Termasuk, memantau pengisian LJK baik tentang isian identitas maupun jawaban. “Karakter tinggi paling utama, mudah-mudahan nilainya juga memuaskan,” jelasnya.
Sementara itu, ujian sekolah di SLB Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) juga terpantau lancar. Kepala SLB YPAB Nurul Gimawati mengatakan, ada 11 siswa yang ikut ujian. Setiap siswa didampingi oleh guru pendamping. Ada juga pengawas yang turut memantau kelancaran ujian. “Sebelum ujian, mereka juga ada tryout, latihan soal, dan tambahan pelajaran. Kami sudah maksimal,” katanya.
Kemarin, selama ujian, masing-masing siswa membaca sendiri soal-soal dengan huruf braille yang diterimanya. Bagi mereka yang kurang paham dengan soal-soal tertentu, guru pendamping akan membantu. Nurul mengakui, dalam soal braille kesalahan kerap terjadi. “Biasanya kesalahan penulisan, mungkin ada yang salah titik, dan sebagainya,” tuturnya.
Terlebih lagi hari ini. Pada ujian matematika, guru pendamping harus lebih siap. Menurut dia, huruf braille seperti sandi morse yang jika salah titik menimbulkan arti yang berbeda. Karena itulah para guru pendamping harus benar-benar mendampingi siswanya. “Soal-soal dibagikan pas kepada siswa. “Tidak ada soal cadangan, sudah tiga tahun ini tidak lagi ada soal cadangan,” pungkasnya. [tam]

Tags: