Usaha Mikro Kecil dan Menengah Serap Terbanyak Tenaga Kerja Perempuan

Menaker Ida Fauziyah

Jakarta, Bhirawa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, presentasi perempuan yang bekerja di sektor informal, khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah), sangat besar. Serta memiliki peran signifikan dalam perekonomian dan sektor ketenagakerjaan.

“Sebanyak 50 persen pengusaha yang menjalankan UMKM adalah perempuan. Sehingga UMKM layak didukung kelangsungan ya, karena menjadi penghasilan sebagian besar masyarakat kita. Khususnya kaum perempuan,” papar Menaker Ida Fauziyah  saat menjadi pembicara kunci Webinar Bangang Perempuan Pengurus Wilayah Fatayat NU Jawa Timur, di Jakarta, Kemarin dalam Webinar bertajuk “Bertahan di Tengah Badai Pandemi 9ovid-19 – UMKM Tangguh, Indonesia Tumbuh”.

Ida Fauziyah lebih jauh, menjelaskan; pandemi Covid-19 telah memberi pukulan cukup berat pada perekonomian. Termasuk bagi sektor UMKM. Survei LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) terhadap UMKM menunjukkan; Bahwa 94% usaha, mengalami penurunan penjualan. Bahkan lebih dari 40% UMKM dari berbagai kelas usaha, mengalami penurunan penjualan lebih dari 75%.

“Hal ini pada akhirnya juga berdampak pada tenaga kerja yang bergerak di sektor UMKM. Khususnya tenaga kerja perempuan yang cukup besar jumlah dan proporsinya di sektor UMKM,” tambah Menaker.

Berdasarkan data BPS, adanya peningkatan jumlah dan tingkat pengangguran yng  sebagai akibat dari pandemi. Banyak data menunjukkan jumlah pekerja perempuan yang terdampak oleh pandemi, lebih kecil dibanding dengan laki -laki. Namun beberapa studi menunjukkan bahwa perempuan sebenarnya justru terdampak lebih besar. Dan mendapat beban tambahan sebagai akibat pandemi Covid-19. 

“Di dunia kerja, banyak perempuan yang bekerja, mengalami penurunan atau bahkan kehilangan pendapatan akibat adanya dampak pandemi, terhadap perekonomian. Beberapa sektor yang banyak memiliki pekerjaan perempuan, seperti sektor pariwisata, sangat terdampak oleh pandemi,” ungkap Ida.

Ditegaskan, melihat besarnya dampak yang dialami sektor UMKMdan besarnya signifikansi sektor UMKM bagi perekonomian rakyat. Maka pemerintah menjadikan sektor UMKM sebagai salah satu prioritas utama dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Pemerintah antara lain memberikan hibah bagiusaha pemula. Serta menambah dana LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) Koperasi dan UMKM. Yang dapat digunakan untuk pinjaman murah bagi UMKM,” jelas nya.

Dikatakan, pada 2019, UMKM Indonesia yng tercatat ada 65 juta Unit Usaha atau 99,99% dari total Unit Usaha di Indonesia. Selain itu, pada tahun yng sama, UMKM mempekerjakan lebih dari 123 juta orang. Atau menc apaiu 96% dari total tenaga kerja Indonesia.

“Kontribusi yang sama, juga ditemukan di wilayah provinsi Jawa Timur. UMKM mendominasi, dengan proporsi sebesar 98% dari keseluruhan aktivitas perekonomian,” tandas Menaker. (ira).

Tags: