Usai 2 Tahun Direvitalisasi, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup Satu Tahun

Alun alun Kota Probolinggo kini ditutup selama 1 tahun. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Proses revitalisasi Alun-alun Kota Probolinggo sisi dalam sudah tuntas. Meski begitu, warga dilarang masuk ke dalam, karena dikhawatirkan membuat rumput yang baru ditanam. Hal ini diungkapkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Probolinggo, Rahman Kurniadi, Selasa (19/1).

Dikatakannya, penutupan alun-alun dilakukan selama satu tahun ke depan. “Rumput yang ditanam di dalam alun-alun masih dalam proses pemeliharaan. Jadi selama satu tahun, alu-alun akan ditutup,” katanya.

Rahman menuturkan, area yang ditanami rumput tersebut sudah diberikan tanda peringatan untuk tidak diinjak karena masih masa pemiliharaan.

“Agar rumput yang ditanam bisa tumbuh subur, sampai rumput yang kuat untuk diinjak,” jelasnya. Untuk menjaga agar rumput tetap tumbuh subur, Rahman menyebut bahwa pihaknya melalui konsultan pengawas setiap hari akan melakukan upaya.

“Kalau memang ada laporan nanti akan ditindaklanjuti lagi,” tegasnya. Selama proses pembangunan alun-alun rampung 100 persen, pihaknya akan tetap menutup lokasi alun-alun agar tidak dikunjungi warga.

“Untuk pembangunan tahun ini, proyek alun-alun akan melihat di sisi utara, tepatnya di kawasan PKL,” tandasnya. Setelah 2 tahun, akhirnya proses revitalisasi Alun-alun Kota probolinggo selesai.

Alun-alun pun boleh digunakan untuk aktivitas warga. Namun, aktivitas tidak boleh dilakukan di kawasan berumput. Hanya boleh dilakukan di trotoar atau tempat yang berpaving.

Bahkan, di beberapa titik di alun-alun ada tulisan larangan menginjak rumput. Untuk saat ini sudah ditutup total selama 1 tahun kedepan.

“Dilarang menginjak rumput Jepang. Masih dalam pemeliharaan.” Demikian isi tulisan berupa larangan itu. Tak ayal, beberapa warga yang berkunjung ke alun-alun pun menghindari rumput. Semua memilih beraktivitas di tempat berpaving.

“Alhamdulillah sudah bagus alun-alunnya. Tapi memang belum boleh menginjak rumput. Jadi anak saya pegangi terus. Soalnya dari tadi mau lari ke rerumputan,” ujar Kurnia, warga kelurahan Jati.

Kondisi alun-alun sendiri lebih tinggi dibandingkan sebelum revitalisasi. Alun-alun memang ditinggikan karena hujan kerap tergenang. Kepala Bidang Cipta Karya di Dinas PUPR Perkim Kota Probolinggo Andre Nirwana menegaskan, revitalisasi alun-alun memang sudah selesai.

“Namun masih dalam masa pemeliharaan. Masa pemeliharaan ini sekitar 365 hari,” lanjut Andre. Dia pun menegaskan, warga tidak dilarang beraktivitas di alun-alun. Namun, tidak boleh menginjak rumput di sana.

“Kalau masuk alun-alun tidak masalah. Tapi harus lewat di trotoar yang telah disiapkan. Tidak boleh menginjak rumput dan tanaman lain,” terangnya.

Meskipun telah selesai pembangunannya, alun-alun menurutnya belum diserahkan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo. Saat ini alun-alun masih dalam pengawasan Dinas PUPR Perkim.

Revitalisasi alun-alun ini seharusnya selesai pada 2019. Namun mengalami keterlambatan, sehingga Pemkot Probolinggo memutus kontraktor pelaksana. Keputusan pemkot itu membuat pihak pemkot digugat secara hukum oleh pihak kontraktor. Yaitu, PT Faradis Mulia Makmur.

Dengan usainya alun-alun tertsebut maka sarasna dan prasarana penunjang lainnya, termasuk para pedagang yang ada akan kembali ditatap sehingga akan lebih rapi dan lebih indah di pandang mata. Pada situasi pendami seperti sekarang ini pedagang kaki lima yang biasa mangkal di tempat tersebut di tutup hingga situasi kembali normal, tandasnya.

Alun-alun sudah usai namun beberapa proyek yang lain tak kunjung usai di kota Probolinggo menjadi permasalahan tersendiri, terutama bagi Komisi tiga DPRD kota Probolinggo.

Di pembuka tahun, komisi Tiga gelar rapat dengar pendapat bareng dinas Pekerjaan Umum ( PU ), dan Administrasi Pembangunan di ruang komisi tiga,Senin (18/1) malam.

Selain klarifikasi progres kerja infrastruktur pemkot Probolinggo di tahun 2021, rapat yang dipimpin langsung ketua komisi tiga Agus Riyanto juga minta penjelasan terkait beberapa proyek yang lama terbengkalai seperti pasar baru dan alun-alun.

Menurut Agus, kedua tempat tersebut pusat kegiatan masyarakat kota Probolinggo yang seharusnya sudah selesai, namun hingga kini nasibnya masih menjadi materi pembahasan di meja. “Proyek pasar baru sudah terlalu lama terkatung-katung, kasihan pedagang” kata Agus.

Tentang proyek revitalisasi Pasar Baru dan alun-alun, dua proyek yang menggunakan anggaran miliaran itu sudah bertahun-tahun menjadi materi pembahasan Rapat Dengar Pendapat (RDP). Dalam forum pembahasan, dinas PU sebagai wakil dari pemerintah selalu menjadi kelompok yang santun, senantiasa menjelma sebagai peng agargumen yang profesional, namun hingga kini kedua tempat sentral tersebut tak kunjung usai.

Dinas Pekerjaan Umum dan Perkim kota Probolinggo, menyampaikan di RDP bahwa pengerjaan pasar baru ditargetkan selesai di akhir tahun 2021.

“Untuk target pasar baru selesai di akhir tahun 2021, termasuk alaun-alun tahun depan sudah bisa dinikmati, untuk sekarang memang belum bisa karena masih proses perawatan ” ujar Rohman Kurniadi selaku PPTK.

Terkait penurunan anggaran yang semula 19 miliar menjadi 6 miliar Rohman menjelaskan bahwa hal itu bisa tidak menjadi masalah. “Pasar baru bukan multiyears, yang empat miliar untuk pengerjaan infrasturktur dilelang di awal, yang dua miliar untuk finisihing dan dilelang setelah pembangunan infrastruktur selesai, perkiran enam bulan” jelas Rohman.

Terkait Progres proyek di tahun 2021, Kabag Administrasi Pembangunan, Ghofur Effendi menyampaikan hingga kini belum ada berkas yang diterima dari OPD untuk pengajuan pekerjaan. Ia mengatakan hal itu telah beberapa kali disampaikan kepada seluruh OPD, namun hanya dari SatPol PP yang telah mengirimkan berkas pengadaan Damkar.

“Hingga saat ini kita belum menerima pengajuan berkas pengerjaan dari OPD, kita sudah informasikan untuk segera mengirimkan, tapi hanya dari SatPol PP yang merespon, kita akan coba ingatkan lagi,” tambahnya. [wap]

Tags: