Usai Dolly, Kini Giliran Lokalisasi Nganjuk

ilustrasi-PSKDinsos Jatim, Bhirawa
Penutupan prostitusi lokalisasi di kawasan Dolly Surabaya nampaknya menggugah daerah lainnya di Jatim untuk berbuat hal yang sama. Rencananya, daerah yang mengungkapkan kesiapannya menutup lokalisasi seperti Kota Surabaya, yaitu Kabupaten Nganjuk.
Kepala Dinas Sosial Jatim, Drs Sudjono MSi mengatakan, di kabupaten tersebut terdapat tujuh titik kawasan prostitusi. Rencananya mekanisme penutupan prostitusi yang ada di Nganjuk tersebut sama seperti di Dolly, Surabaya yaitu berdasarkan inisiatif kepala daerahnya melalui APBD daerah tersebut.
“Kalau penutupan Dolly tersebut karena tingginya komitmen dari Wali kota (Risma, red) yang juga menggunakan APBD-nya. Bahkan setelah ditutup, kalau ada yang ketahuan maka masalah akan diserahkan ke pihak kepolisian,” katanya, Minggu (22/6).
Lain halnya dengan Kabupaten Banyuwangi. “Kalau Banyuwangi, mekanismenya sama dengan Pemprov Jatim yaitu secara bertahap dengan memberikan bimbingan dan pelatihan terlebih dulu selama beberapa bulan. Sedangkan Pemkot Surabaya memberikan pelatihan selama dua hari saja,” ujarnya.
Di sisi lain, Dinsos Jatim kurang menyakini sikap Pemkab Nganjuk yang berencana menutup lokalisasi yang ada di kawasannya. Mengingat saat ini belum juga ada koordinasi dan sinergitas bersama antara Pemprov Jatim dna Pemkab Nganjuk terkait dengan pendataan. Sebab, pendataan yang ada di Pemkab Nganjuk ditengarai masih tidak terlalu valid.
“Kami mengharapkan, rencana penutupan prostitusi hendaknya juga berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. Namun, yang terdengar mereka (Nganjuk, red) ingin segera menutup lokalisasi. Jangan sampai hanya ada pencitraan. Sebab, penutupan lokalisasi harus dilakukan sungguh-sungguh,’ ujarnya.
Ia pun tak yakin Pemkab Nganjuk bisa melangsungkan penutupan langsung seperti di Dolly Surabaya. Sebab, ada tujuh kawasan prostitusi di Nganjuk. “Kalau seperti Kabupaten Ponorogo jelas, mereka akan menutup prostitusi secara bertahap. Mekanisme penutupan sama dengan Pemprov dengan memberikan bimbingan dan pelatihan terlebih dulu. Dari 198 psk kini sudah ada 20 psk yang mendapatkan bimbingan dan pelatihan,” paparnya. [rac]

Tags: