Usai Upacara, SD Kreatif Mendengarkan Dongeng Mantan Pejuang

2-poto kakiSurabaya, Bhirawa
Peringatan detik-detik proklamasi di SD Muhammadiyah 16 Kreatif, Senin (17/8) kemarin berlangsung meriah. Selain digelar upacara bendera para siswa dan staf guru juga digelar teatrikal bertemakan perjuangan melawan penjajah kebodohan, penjajah kemiskinan, penjajahan bahan bakar minyak serta penjajah perpecahan agama.
Dalam teatrikal yang diperankan para siswa kelas V dan kelas VI beserta staf guru itu. Diceritahkan kalau saat ini Negara Indonesia tidak dijajah secara fisik seperti pada jaman penjajahan Negaran Belanda atau saat dijajah Negara Jepang, sehingga untuk mempertahankan kemerdekaan harus berhadapan secara fisik melawan penjajah.
Namun pada saat penjajahan non fisik saat ini Warga Negara Indonesia harus berhadapan dengan penjajah kebodohan, penjajah kemiskinan, penjajah perpecahan agama, atau penjajah yang mempermainkan harga bahan bakar minyak.
Menurut Maulana Mohammad, Kepala SD Muhammadiyah 16 Creatif, yang bertindak selaku inspektur upacara saat ditemui usai upacara menjelaskan, tujuan menggelar teatrikal yang melibatkan para siswa dan guru dengan tema perjuangan, untuk menarik minat supaya para siswa nantinya mempunyai jiwa nasionalisme yakni cinta tanah air, nusa dan bangsanya.
Ustad Maulana-sapaan akrab Maulana Mohammad menjelaskan, memang Negara Indonesia secara fisik sudah merdeka namaun cara non fisik masih dalam penjajahan. Buktinya, adanya penjajahan kebodohan dengan banyaknya anak usia sekolah yang bodoh.
Hal itu terjadi karena banyak anak yang kecanduan main game, televisi atau majalah yang tidak mendidik. Maka sebagai pelajar para siswa harus bisa membentengi diri dari penjajahan non fisik dari berbagai hal yang tidak bermanfaat seperti bermain terus-terusan.
”Maka tugas para siswa harus belajar dan menjadi pintar agar bisa melawan penjajahan non fisik yang saat ini sudah menjajah Bangsa Indonesia,” kata Ustad Maulana.
Dalam peringatan Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus Senin kemarin lebih meriah karena pihak sekolah juga menghadirkan orang mantan pejuang yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jatim yakni Ketut Wangayo (asal Bali) yang kini berusia 73 tahun dan Samijo (asal Nganjuk) 78.
Dua orang veteran yang sudah sepuh ini menceritakan susahnya hidup dan pada jaman perjuangan. Dengan antusias para siswa mendengarkan dongeng dua kakek yang saat ini masih bersemangat dalam mengisi kemerdekaan ini.
Menurut Samijo, hasil perjuangan para leluhur yang sudah bertempur mengorbankan jiwa dan raganya ini jangan sampai disia-siakan. Para siswa harus bersemangat untuk mengisi kemerdekaan dan pantang mundur sampai cita-citanya tercapai.
”Mari kita isi pembangunan mental dan spiritual, jaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Tuntutlah ilmu setinggi langit. Dan tak ada persoalan yang tak bisa diselesaikan. Semuanya persoalan bisa diatasi,” kata Samijo dengan bersemangat. [fen]
Para Siswa SD Muhammadiyah 16 Creatif mendengarkan dongeng dari veteran tentang cerita pertempuran melawan penjajahan.n trie diana/bhirawa

Tags: