USBN Berbasis Smartphone Masih 20 Persen

SMAN 9 Surabaya menjadi salah satu SMA yang menerapkan USBN berbasis smartphone. Cara ini mampu menurunkan sesi dalam penyelenggaraan USBN di pihaknya menjadi satu sesi.

Khawatirkan Keamanan dalam Sistem Smartphone
Surabaya, Bhirawa
Penyelanggaraan ujian sekolah berstandart nasional berbasis komputer dan smartphone (USBN-BKS) dihari pertama belum bisa sepenuhnya terealisasi. Mayoritas sekolah baik SMA negeri maupun swasta masih memilih menggunakan komputer dan laptop. Kendati begitu, beberapa SMA juga ada menggunakan smartphone.
Di Jawa Timur penerapan USBN berbasis Smartphone masih mencapai 20 persen. Artinya, sebanyak 55 ribu siswa dari total 278.173 siswa yang mengikuti USBN yang memilih menggunakan smartphone.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Ety Prawesti mengaku, untuk penerapan USBN berbasis smartphone sendiri di Jawa Timur masih mencapai 20 persen atau sekitar 55 ribu siswa. Dan digunakan oleh sekolah yang memiliki komputer yang belum mencukupi. Akan tetapi ingin menyelesaikan penyelenggaraan USBN hanya dalam satu sesi.
“Penggunaan smartphone ini kan opsi. Mereka yang ingin menyelesaikan dua sesi bahkan ada yang satu sesi ada memilih menggunakan ini (smartphone). Karena dari segi infrastruktur komputer mereka masih kurang,” terang dia. Lebih lanjut, di Surabaya total ada lima SMA swasta yang menggunakan smartphone. Yakni SMA Dr Soetomo, SMA Hang Tuah 1, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, dan SMA IT Al-Uswah Surabaya. untuk persiapan teknis listrik sendiri, Dinas Pendidikan Jawa Timur diakui Ety sudah bekerja sama dengan PLN untuk mengurus perizinan bahwa jangan ada pemadaman saat ujian berlangsung. Yakni hingga UNBK selesai. atau awal april mendatang. kendati begitu, pihaknya tetap menghimbau sekolah untuk menyediakan lebih dari satu genset.
Di Surabaya, salah satu sekolah yang menerapkan USBN berbasis smartphone adalah SMAN 9 Surabaya. Kepala SMAN 9 Surabaya, Shadali mengungkapkan ini merupakan kali pertama pihaknya dalam menerapkan penggunaan smartphone pada ujian sekolah berstandart nasional. Hal itu ia lakukan untuk menurunkan sesi dalam USBN hingga satu sesi.
“Ya kita gunakan satu sesi dalam USBN kali ini. penggunaan smartphone ini juga menurunkan sesi hingga satu sesi,” ungkap dia ditemui di SMAN 9 Surabaya, kemarin (4/3).
Penggunaan smartphone juga diakui Shadali untuk mengatasi USBN yang bebarengan dengan ujian semester. Karena jika tidak begitu (menggunakan smartphone, red) penyelenggaraan USBN akan selesai hingga sore. Itu artinya, untuk ujian semester yang diikuti siswa kelas 10 dan 11 akan selesai hingga malam. “Memang kita kekurangan komputer. Tapi penerapan USBN BKS bisa mempersingkat sesi. Sehingga tidak terlalu malam. Kasian juga siswa jika sampai larut malam,” papar dia.
Penggunaan smartphone dalam USBN diakui Sadhali tidak lepas dari hasil evaluasi yang dilakukan pada waktu try out beberapa waktu yang lalu. Yang mana, kendala saat itu adalah tidak terkuncinya jawaban yang sudah dipilih oleh siswa. “Ya jawaban tidak tersimpan. Ini terjadi di lima menit pertama saat kita evaluasi pada kesiapan smartphone pada waktu try out,” kata dia.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya bersama proktor dan teknisi meminta siswa untuk melakukan update broser, yaitu Mozilla atau chrome. “Yang terpenting mereka pakek android dan IOS untuk bisa mengikuti USBN berbasis smartphone,”urainya.
Terkait keamanan smartphone yang banyak dikhawatirkan sekolah, Sadhali meyakinkan bahwa penggunaan smartphone tingkat keamanannya juga hampir sama dengan berbasis komputer. Sebab, siswa menggunakan jaringan WLAN untuk bisa login dalam soal USBN. “Jika mereka menghidupkan data selulernya, mereka secara otomatis akan log out. Ini merugikan bagi mereka karena mengurangi waktu mereka sendiri. begitupun ketika siswa membuka aplikasi lain,” jelas dia.
USBN di SMAN 9 Surabaya, diikuti sebanyak 372 siswa. Sementara yang memilih untuk mengikuti USBN berbasis smartphone sebanyak 304 siswa. Sedangkan 68 siswa lainnya memilih menggunkan laptop maupun komputer yang disediakan sekolah. “Kita sediakan komputer cadangan 80 unit. Beberapa dari mereka memilih menggunakan komputer karena merasa masih nyaman dengan itu,”jelas dia.
Berbeda dengan SMAN 9 Surabaya yang telah siap dalam menerapkan smartphone dalam penyelenggaraan USBN, SMAN 5 Surabaya justru lebih memilih menggunakan laptop. Sedangkan untuk 180 unit komputer sekolah akan disiapkan sebagai cadangan ketika laptop siswa bermasalah. “Total ada 341 laptop yang yang digunakan. Ini sesuai dengan jumlah siswa yang mengikuti USBN. Sedangkan server sendiri kita siapkan 5 unit. 2 kita gunakan, 3 untuk cadangan,” papar Kepala SMAN 5 Surabaya, Sri Widiati.
Menurut Kepala SMAN 5 Surabaya, yang akrab disapa Widi ini penggunaan laptop lebih sistematis dan lebih cermat dalam mengerjakan soal. Terlebih untuk soal matematika, dibanding penggunaan smartphone. “Banyak pertimbangan kami belum menggunakan smartphone. Salah satunya siswa lebih terburu-buru, dan kurang cermat. Apalagi resolusi screen (penerangan) di masing-masing Hp siswa berbeda,” kata dia.
Perlu diketahui, USBN-BKS akan digelar mulai tanggal 4 Maret hingga 19 Maret 2019. Namun, pada tanggal 11-12 Maret 2019 akan diadakan gladi bersih UNBK di jenjang SMA negeri maupun swasta di tingkat nasional. Hal itu dilakukan guna melihat kesiapan sarana-prasarana untuk pelaksanaan UNBK yang akan digelar awal April mendatang. [ina]

Tags: