Usulkan Arung Jeram Masuk Cabor di Porprov

Arung Jeram Pekalen dengan tingkat kesulitan tinggi. [wiwit agus pribadi]

Kabupaten Probolinggo Target Venue 2023
Probolingggo, Bhirawa
Kabupaten Probolinggo bakal menjadi salah satu tuan rumah Porprov 2023. KONI Kabupaten Probolinggo pun memanfaatkan dengan mengajukan arung jeram masuk sebagai Cabang Olahraga (Cabor) yang dipertandingkan di Porprov.
Selama ini, Cabor arung jeram memang tak masuk Porprov. Alokasi anggaran untuk KONI Kabupaten Probolinggo jauh dari perkiraan sebesar Rp3 miliar. Tidak hanya itu, KONI Kabupaten juga mengusulkan agar venue arung jeram di Kabupaten Probolinggo menjadi pilihan.
Menurut Sekretaris KONI Kabupaten Probolinggo, Chalid Abubakar, Senin (27/1), kabupaten memiliki Cabor Arung Jeram yang berprestasi. Di sisi lain, lokasi arung jeram yang dimiliki Kabupaten Probolinggo sudah diakui tingkat nasional.
Seperti Sabtu (25/1) lalu, Tim Nasional Sepak Bola U-16 refreshing dengan cara berarung jeram di Songa, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Mereka refreshing sebelum menghadapi laga persahabatan melawan tim JP YTL U-15, Rabu (29/1) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
“Pada Porprov sebelumnya, Cabor Arung Jeram tidak masuk yang dilombakan. Karena itu, kami akan ajukan Cabor Arung Jeram itu masuk Porprov. Jika tidak bisa masuk Porprov 2021, harus masuk Porprov 2023,” katanya.
Kesempatan untuk menjadikan venue arung jeram Kabupaten Probolinggo sebagai Venue Cabor Arung Jeram saat Porprov 2023 sangat besar. Jika bisa masuk Porprov, pihaknya optimistis Venue Arung Jeram Kabupaten Probolinggo menjadi pilihan. Sebab, di Kota Probolinggo dan Kota/Kabupaten Pasuruan tidak ada Venue Arung Jeram.
“Porprov 2023 akan digelar di Kota/Kabupaten Probolinggo dan Kota/Kabupaten Pasuruan. Nah, Venue Arung Jeram yang ada dan layak, kami rasa hanya di Kabupaten Probolinggo. Karena itu, kami akan ajukan dan dorong arung jeram itu masuk Porprov,” terangnya.
Alokasi anggaran untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Probolinggo jauh dari perkiraan. Hanya Rp3 miliar. Minimnya dana hibah itu membuat KONI harus memutar otak keras-keras. Sebab, tahun depan akan ada Porprov 2021.
Satu-satunya solusi yang bisa dilakukan KONI adalah membatasi Cabor yang mendapatkan dana hibah pembinaan. Kini KONI tengah mengkaji Cabor mana yang masuk unggulan dan layak untuk mendapatkan dana hibah pembinaan.
Menurut Chalid, anggaran KONI tahun ini telah ditetapkan Rp3 miliar. Anggaran ini di bawah dari nilai yang diajukan KONI pada akhir 2019. Saat itu pihaknya mengajukan anggaran sekitar Rp5,3 miliar. Minimnya anggaran ini sempat didiskusikan dengan Wakil Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko. Kami sudah diskusikan bersama Bapak Wabup. Dan diminta KONI bisa memaksimalkan anggaran yang ada.
Chalid mengaku, pihaknya harus memutar otak lebih keras untuk bisa memaksimalkan anggaran yang ada. Pengajuan sekitar Rp5,3 miliar bukan tanpa alasan. Pihaknya mempertimbangkan tahun depan akan diadakan Porprov, sehingga persiapannya harus dimulai tahun ini. ”Dengan anggaran yang ada, kami tetap akan mempersiapkan diri menghadapi Porprov 2021,” tuturnya.
Kini tengah mengkaji Cabor yang memiliki record bagus dan layak masuk Cabor unggulan. Karena dari 27 Cabor itu akan dipetakan Cabor unggulan dan tidak. Tentunya dana pembinaan akan diberikan hanya pada Cabor unggulan. Sedangkan, Cabor bukan unggulan akan berbeda.
Seperti halnya olah raga petualangan, arung jeram memang memiliki risiko sendiri, tapi itulah yang menambah kegembiraan pengalaman. Namun ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan untuk. meminimalkan risiko.
Pertama, Skipper atau pemandu arung jeram harus berpengalaman dan berpengetahuan baik dalam teknik dan tikungan tertentu dan arus sungai. Selanjutnya, setiap orang di atas kapal akan mengenakan jaket pelampung untuk membuat atlet bertahan bahkan dalam kasus yang terlempar ke laut, serta helm untuk melindungi kepala. Terakhir, perahu karet berkualitas tinggi mengurangi dampak tabrakan dengan batu atau penghalang lainnya dalam sungai.
Lebih lanjut, Cholid menegaskan, hulu Sungai Pekalen panjangnya sekitar 12 kilometer, bagian tengah Sungai Pekalen adalah 7 kilometer, dan Hilir Sungai Pekalen sekitar 10 kilometer. Tingkat kesulitan sungai dimulai pada sekitar kelas 2 atau kelas 3.
“Jika merasa ingin menghadapi tantangan dan skala intensitas, cobalah untuk kelas IV bagian dari sungai. Sebelum memulai bagian ini, pemandu akan melatih dalam seni dayung dan penyelamatan. Akhirnya, ada kelas V. Untuk bergabung dengan kelas ini, pengunjung harus menyelesaikan IV kelas jeram,” tandasnya. [wap]

Tags: