Usulkan Ujian Nasional Daerah

 Baktiono

Baktiono

DPRD Surabaya,Bhirawa
Munculnya dugaan kebocoran jawaban UN tahun 2014 membuat kota Surabaya mengusulkan UN Daerah.
Menanggapi kebocoran soal ini, Komisi D DPRD Surabaya mengaku tidak kaget. Bahkan diakui sebagai yang lumrah mewarnai sebelum pelaksanaan UN.  Hal ini terjadi karena UN menjadai tolok ukur kelulusan siswa nasional.
Ketua komisi D DPRD Surabaya, Baktiono mengaku, dari dulu komisinya sudah mengusulkan agar dilaksanaan disentralisasi pelaksanaan ujian yang menjadi barometer kelulusan siswa. Baktiono mengusulkan ujian nasional daerah (Unda).
“Komisi D menolak pelaksanaan UN, karena itu tidak bagus sebagai tolok ukur kelulusan,” ujarnya tegas, Sabtu(5/4).
Politikus asal PDI Perjuangan  ini menambahkan, dengan sistem Unda maka daerah melalui provinsi memiliki kewenangan untuk membuat soal-soal. Karena masing-masing daerah mengetahui secara pasti kemampuan sekolah, kualitas murid serta anggaran daerah.
“Tidak semua daerah itu maju, bagaimana dengan daerah tertinggal atau terpencil yang memiliki kualitas pendidikan rendah, apa ndak kelimpungan dengan UN,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah pusat tidak mau belajara dari kasus-kasus sebelumnya. Kebocoran soal menjelang pelaksanaan UN bukan kasus baru. Hampir setiap tahun di setiap daerah terutama daerah tertinggal ada kasus LJUN bocor.
“Kalau UN dijadikan tolok ukur untuk mengetahui kualitas pendidikan di daerah itu baru bagus,” ucapnya.
Disinggung perihal keterlibatan oknum dinas pendidikan dalam bocornya LJUN, Baktiono tidak berani menduga. Menurutnya, segla kemungkinan itu bisa terjadi. Bahkan juga, diduga tidak hanya terjadi pada saat distribusi logistik LJUN, tetapi bisa jadi dari pembuatan LJUN.
Ketua Dewan Pendidikan Jatim, Zainudin Maliki mengatakan terjadinya kebocoran soal UN karena tipologi soal yang menggunakan jawaban multiple choice. Dengan karakter jawaban ganda maka semua orang mudah untuk membuat jawaban.
“Di singapur tidak menggunakan jawaban ganda, disana salah satu tipologinya untuk Bahasa Inggris menyusun kalimat,” ujarnya.
Menurutnya, di Indonesia perlu menggunakan essai. Selain untuk meminimalisasi kebocoran juga mengajak siswa berfikir kritis dan cerdas. Soal essai bisa menjadi solusi di tengah maraknya kasus bocornya soal. [gat]

Rate this article!
Tags: