Usung Mahfud, Golkar Terkendala Partai Pengusung

10-mahfud-md-kyaiJakarta, Bhirawa
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan calon presiden dari partainya, Aburizal Bakrie, sudah merasa cocok dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Menurut dia, Mahfud diwacanakan sebagai pendamping Aburizal dalam pemilihan presiden nanti.
“Katanya sudah merasa saling cocok,” kata Agung Laksono di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Senin (21/4).
Keduanya sudah bertemu dan berbincang di Bali pada Sabtu lalu. Namun, menurut Agung, keputusan untuk mengusung Mahfud sebagai calon wakil presiden tersebut belum pasti. “Pembicaraan itu belum final,” katanya.
Agung mengatakan partainya terkendala syarat ambang batas pencalonan presiden, yakni 25 persen suara dalam pemilihan umum legislatif atau 20 persen kursi di parlemen. Soalnya, dari hasil perkiraan perhitungan cepat perolehan suara dalam pemilihan umum legislatif 9 April lalu, Golkar diperkirakan hanya meraih 106-108 kursi DPR. “Masih kurang empat-lima kursi lagi,” kata Agung.
Sedangkan Mahfud, kata dia, belum resmi diusung partai lain, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa. “PKB ada Muhaimin Iskandar,” katanya.
Oleh karena itu, Agung mengatakan, Golkar harus berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi syarat itu. Golkar membuka peluang bagi sembilan partai peserta pemilu lain yang lolos ambang batas parlemen.
Selain berkomunikasi dengan Mahfud, kata dia, partainya sudah menjalin pembicaraan dengan Hanura. Namun menurut dia, keduanya pun belum menyepakati koalisi. “Belum ada kepastian,” katanya.
Rapimnas Mei
Tak kenal lelah, kalangan internal Partai Golkar kini tengah kusak kusuk lagi menyiapkan calon Ketua Umum (Ketum) Golkar menyongsong Rapimnas Golkar yang akan diselenggarakan Mei nanti . Bakal Ketum Golkar yang diedarkan, yakni Agung Laksono (Menkokesra), MS Hidayat (Menperin) dan Priyo Budi Santoso (Waka DPR RI).
“Kemungkinan besar, Ketum Golkar ARB akan diganti dalam Rapimnas Mei ini. Sebab target perolehan suara dalam Pileg sebesar 30% sama sekali tak terpenuhi. Golkar hanya memperoleh suara 14% saja. Angka yang sangat jauh dari target. Jika Rapimnas mendatang memutuskan penggantian Ketum, maka  calonnya bisa jadi adalah Agung Laksono, MS Hidayat dan Priyo Budi Santoso.Ketiganya akan maju, berlaga memperebutkan kursi Ketum Golkar,” papar politisi senior Zainal Bintang dalam diskusi di Jakarta kemarin.
Direktur Polcomm Institute, Heri Budiyanto sebagai pembicara dalam diskusi itu menengarai Golkar tak pernah mau belajar dari pengalaman. Disebutkan, pada Pemilu 2004, lalu Pemilu 2009, Golkar lah yang pertama kali menyelenggarakan konvensi. Namun hasil konvensi itu, ternyata tidak juga bisa menang dalam Pilpres 2009. Saat itu Ketum Golkar, JK, juga maju capres, tetapi kalah dan menduduki wapres saja.
“Dengan elektabilitas rendah begini, apakah Golkar tetap ngotot mencapres kan ARB ? Akan sangat kecil kemungkinan ARB bisa mengalah kan Capres Jokowi ataupun Prabowo. Maka mencermati kondisi seperti ini, sebaiknya internal Golkar mengajukan saja, cawapres bagi kedua kandidat capres tersebut,” tandas Heri.
Dia menganjurkan, agar Golkar cermat berhitung dan membaca situasi. Ada 2 pintu masuk yang bisa dipakai Golkar untuk mengusung cawapres secara resmi, Yakni Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Dari Rapimnas atau Munaslub ini kader kader Golkar bisa dijaring dan diajukan sebagai cawapres secara syah sesuai AD ART Golkar. [ira]

Tags: