UU Kartel Bisa Atasi Mahalnya Harga Daging

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Jakarta, Bhirawa
Harga daging sapi di Indonesia lebih mahal dibanding harga daging di sesama negara ASEAN. Saat ini harga daging di Indonesia mencapai Rp 130 hingga Rp150 ribu per kg. Harga tinggi itu, masih akan melam bung lagi menjelang bulan ramadhan dan lebaran nanti. Ironisnya, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, tidak bisa menekan tingginya harga daging. Di tengarai ada “kartel” yang mengatur harga daging sapi agar tetap stabil di harga tinggi.
“Mengatasi kondisi semacam ini perlu segera dibuatkan UU Kartel. Dengan UU Kartel ini, harga daging diatur agar bisa terjangkau rakyat banyak. Harga daging import saat ini  Rp 50 ribu atau paling mahal Rp 55 ribu per kg. Saya heran, kenapa harga dipasar melambung hingga Rp120 ribu bahkan Rp150 ribu per kg. Sudah tidak rasional lagi. Perlu dicari penyebabnya?,” ujar Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang (OSO) dalam acara pengukuhan pengurus (baru) Kadin Indonesia periode  2015-2020, akhir pekan di Balai Kartini-Jakarta.
Hadir mantan Ketua Kadin, Menko Maritim dan SumberDaya Rizal Ramli,  Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di dampingi Ketua (baru) Kadin Indonesia Edy Ganefo.
OSO lebih jauh mengajak Kadin ikut menumpas kartel dengan berpar tisipasi dalam pembuatan UU Kartel. Dengan partisipasinya, Kadin ikut membantu masyarakat bisa membeli daging dengan harga layak dan terjangkau. Bila harga terjangkau berarti anak-anak bisa memperoleh asupan gizi yang diperlukan dalam pertumbuhan khususnya daging.
Menurut OSO, dewasa ini pendu duk Indonesia menduduki ranking terendah dalam konsumsi daging, yakni hanya 2 kg/orang/tahun. Sedang di ASEAN konsumsi rata-rata 20 kg/orang/tahun. Di Eropa dan Amerika 60 kg/orang/tahun, di Brasil 90 kg/orang/tahun. Mengejar keting galan konsumsi daging itu,Indonesia harus mampu menyediakan daging dengan harga terjangkau. Untuk itu diperlukan UU Kartel guna menghin dari permainan harga daging dari kelompok yang tidak bertanggung jawab. “Kadin daerah harus mampu membangun infrastruktur dan SDM di daerah masing-masing,” ajak OSO.
Ketua Kadin Indonesia Edy Ganefo sepakat untuk menjadi mitra pemerin tah, dalam melaksanakan Nawa Cita. Utamanya dalam membangun Indone sia dari daerah dan pinggiran, demi terwujudnya keadilan sosial. Serta memperkokoh NKRI maupun dalam konteks ikut menumbuhkan dan me nguatkan tata pembangunan yang bersih dan effektif. Hingga dapat membawa efek meningkatnya produktifitas rakyat, serta daya saing di kancah internasional.
“Kadin Indonesia akan trus terlibat aktif dlam mencetak pengusaha yang dapat meng-akselerasikan terwujud nya amanat rakyat dan para pendiri bangsa. Sebagai Pilar bangsa, Kadin akan terus bekerjasama dengan elemen bangsa yang lain, untuk me laksanakan pembangunan yang ber keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” penuh semangat Edy menutup sambutannya. [ira]

Tags: