Vaksinasi 154 Nakes Kota Probolinggo Tertunda, Mayoritas Nakes Tertular di Luar RS

Vaksinasi Nakes di kota Probolinggo berlanjut.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Vaksinasi terhadap 1.800 tenaga kesehatan di Kota Probolinggo, tak sesuai harapan. Sejauh ini, ada 154 nakes yang belum divaksin dosis pertama tahap pertama. Sedangkan 315 nakes sudah menjalani vaksinasi dosis kedua.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kota Probolinggo Nurul Hasanah Hidayati melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Eko Sudiwiharti, Senin (15/2) mengatakan, vaksin yang didapatkan Kota Probolinggo mencapai 3.600 dosis. Dari 3.600 dosis itu yang menjadi sasaran 1.800 orang. Namun, 154 masih berlaku.

“Penyuntikan dosis pertama sudah dilakukan tak lama setelah vaksin itu datang. , Untuk penyuntikan dosis kedua yang dilakukan 14 hari setelah penyuntikan dosis pertama dimulai, “kata Eko Sudiwiharti.

Dari total 1.800 sasaran yang telah menjalani vaksinasi dosis kedua sebanyak 315 orang, sedangkan lainya masih berjalan. “Vaksinasi adalah dua kali dengan selang waktu 14 hari, kemarin sudah mulai dilaksanakan untuk tahap 2 dengan kumulatif vaksin 315 orang,” tandas Eko.

Banyaknya tenaga kesehatan (nakes) di Kota Probolinggo yang terpapar Covid-19 mengundang tanda tanya. Ada yang menyebut mereka terpapar virus asal Wuhan, Tiongkok, itu di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) tempat mereka bekerja. Namun the elite of them terpapar in outside fasyankes or RS.

Proposal Plt Direktur RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo dr. Abraar HS Kuddah. Ia membantah banyaknya nakes terpapar Covid-19 karena bekerja di fasyankes. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap nakes yang terpapar, justru banyak yang bekerja di luar ruang isolasi Covid-19.

“Mungkin saya anulir. Garda terdepan dalam pandemi Covid-19 ini adalah masyarakat, anggota dewan, dan media. Tenaga kesehatan adalah garda terakhir, “ujar Abraar dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD Kota Probolinggo, kemarin.

Rapat ini juga dihadiri Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kota Probolinggo Nurul Hasanah Hidayati.

Menurut Abraar, tenaga kesehatan yang terpapar di RSUD dr. Mohamad Saleh, tidak sampai seperlima dari tenaga kesehatan di RSUD. Yang terbanyak, justru bukan yang bekerja di ruang isolasi.

“Karena yang bekerja di ruang isolasi selama tidak boleh kembali ke rumah dan dilakukan bergulir . Tetapi kami tempatkan di tempat karantina di PPI. Sebelum pulang pemeriksaan. Saat kembali ke ruang isolasi, mereka juga tinggal kembali, “jelasnya.

Sejauh ini, diketahui nakes yang terpapar korona kebanyakan di luar ruang isolasi. Sehingga, kemungkinan mereka terpapar bukan dari rumah sakit.

“Karena penyebaran virus korona itu tidak murni dari rumah sakit. Dari masyarakat juga bisa jadi vektor. Contohnya, saat di rumah sakit menggunakan APD (alat pelindung diri) lengkap. Tetapi ketika nakes ke pasar, kemungkinan terpapar. Namun Peraturan Kemenkes yang baru, mengharuskan untuk rutin dilakukan PCR. Jika ada nakes ruang isolasi yang terpapar Covid, maka langsung diisolasi di PPI, “ujarnya.

Pernyataan Abraar dikuatkan oleh Nurul Hasanah Hidayati. Menurutnya, nakes yang terpapar dari ruang isolasi tidak sampai 20 persen. “Tetapi yang melekat juga individu. Karena setelah dilakukan tracing , nakes di luar ruang-ruang isolasi atau RSUD setelah di- tracing bukan masuk klaster nakes. Melainkan, masuk kluster lainnya. Berarti nakes ini adalah profesinya, tapi masuk kluster perjalanan, “jelasnya.

Diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Probolinggo terus bertambah. Kemarin Minggu (14/2) bertambah 17 orang, sehingga total ada 2.088 pasien. Dari jumlah itu, 1.859 dinyatakan sembuh dan 142 pasien meninggal dunia. Dari ratusan pasien yang meninggal dunia, 5 orang bekerja di RSUD dr. Mohamad Saleh. Meliputi, seorang bidan, dua perawat, dan seorang dokter. Serta, seorang penunjang kesehatan. Yakni, sopir direktur RSUD, tambahnya.(Wap)

Tags: