Vanamei Intensif 4,5 Ton Per Panen

Sidoarjo, Bhirawa
Langkah kreativitas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kab Sidoarjo untuk meningkatkan produktivitas udang terus dilakukan. Terbaru adalah penerapan budidaya tambak udang vanamei dengan sistem intensif, estimasi hasil per panen bisa mencapai 4,5 ton per petak. Jika menggunakan pola budidaya tradisional hanya bisa menghasilkan 150 kg per hektar per panen.
Menurut Kepala Bidang Sumber Hayati Perairan Darat Dinas KP Sidoarjo, Ir Alfi Handayani, Kamis (27/2), kalau Sidoarjo sedang melakukan ujicoba percontohan penerapan budidaya tambak udang vanamie menggunakan sistem intensif.
Program yang dilakukan tersedia sekitar 20 hektar lahan, untuk dua kelompok, per kelompok sebanyak 10 orang. Namun karena berbagai hal dan kesiapannya banyak menemui kendala. Akhirnya kami baru menerapkan budidaya udang vanamei menggunakan sistem intensif ini lahannya kurang dari satu hektar, terletak di Desa Jabon, Kec Jabon, Sidoarjo.
Menurutnya, sistem intensif ini sangat jauh berbeda dengan pola budidaya tradisional. Mulai cara penyiapan lahan, penebaran benih atau benur, pola makan, perawatan airnya semuanya berbeda. Kalau tradisional cukup sederhana, yang penting airnya sesuai, makanannya cukup memenuhi kebutuhan, kemudian tinggal menunggu hasilnya.
Tetapi kalau menggunakan sistem intensif, sangat ribet dan memerlukan banyak ekstra, hasilnyapun sangat menggiurkan. Sistem pengolah lahannya untuk vanamie intensif adalah menggunakan dasar/kolamnya diberi lapisan plastik mulsa terlebih dahulu. Luas lahan satu hektar harus diberi kincir air sebanyak 16 unit, pompa air 1 serta gensetnya 1 unit.
Kepadatan tebarnya juga cukup tinggi, untuk budidaya tradisional kepadatan tebarnya 5 ekor per meter persegi. Sementara untuk budidaya intensif bisa 60 hingga 100 per meter persegi.
‘’Pemberian pakannya juga harus maksimal dan hasil panennya juga bisa dilakukan secara parsial, dalam dua bulan sudah ada yang bisa dijual. Sementara panen normalnya selama empat bulan, dengan size mencapai 50 hingga 60 per kg, harganya juga bisa diatas Rp60 ribu,’’ jelas Alfi.
Program ini merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, warga hanya menyediakan lahannya. Sarananya mendapat bantuan dari kementerian. Sedangkan benih dan pakannya ada perusahaan yang telah melakukan kemitraan. [ach]

Rate this article!
Tags: