Veteran LVRI, Beri Pemahaman Makna Pancasila

Veteran Dwikora, Soetarman memberikan pemahaman kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah 17 Surabaya mengenai pemaknaan sila-sila Pancasila di Aula SMPM 17 Surabya, Senin (19/3).

Surabaya, Bhirawa
Indonesia adalah bangsa yang memiliki sejarah besar. Berbagai upaya yang dilakukan selama ratusan tahun untuk merebut kemerdekaan bangsa dari penjajah asing dilakukan secara sukarela oleh para pahlawan bangsa. Termasuk setelah perjuangan bangsa dalam kemerdekaan para pahlawan masih saja harus berjuang dalam menghadapi masalah intern yang kala itu masih terjadi. Beberapa perjuangan anak bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan di tuangkan dalam sesi diskusi yang dilakukan lima veteran LVRI kecamatan Wiyung di lingkungan SMP Muhammadiyah 17 Surabaya.
LVRI merupakan organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia yang berstatus pembela kemerdekan.
Beberapa anggota LVRI yang hadir dalam diskusi yang bertemakan ‘Nilai-nilai kejuangan dalam perjuangan bangsa Indonesia’ diantaranya adalah Soetarman, Sutadji, Sabar, Soediono, dan Soetatmo.
“Kami dari organisasi LVRI ingin mengajak siswa untuk napak tilas perjuangan kami dan para pahlawan ketika memperjuangkan dan mempertahankan Indonesia” Ungkap Ketua Ranting Kecamatan Wiyung Soetarman
Dalam anggota LVRI ini, imbuhnya bayak jenis veteran yang tergabung di dalam organisasi ini. Seperti veteran Dwikora, Veteran Pembela Seroja Timor-timor dan Veteran Trikora. Soeratman menambahkan dalam diskusi tersebut pihaknya mereka menceritakan kembali kepada para pelajar, saat mereka membela dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Kami menapak tilas perjuangan kami dengan mengikutsertakan siswa-siswi (SMPM 17, Red), untuk memberitahu bahwa perjuangan kami dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa tidaklah mudah,” urainya
Tidak mudah memperjuangkan kemerdekaan, jelasnya terlebih lagi, lawan datang tidak hanya dari faktor luar al seperti Portugis, Jepang dan sebagainya. Melainkan juga datang dari internal bangsa sendiri, seperti pemberontakan PKI, penghianatan Timor-timor, gejolak Irian Barat dan sebagainya.
“Kami melewati masa-masa tersulit, pemberontakan dimana-mana terjadi. Tapi kami harus tetap bersatu, tidak boleh menyerah,” ujarnya dengan semangat yang masih terlihat dari raut wajahnya.
Sebagai veteran pihaknya bersyukur, dengan penghormatan berupa penyematan sebagai pahlawan bangsa. Bagi mereka, dedikasi tertinggi terhadap bangsa adalah dengan memberikan pengalaman yang sangat berharga semasa perjuangan kepada generasi muda.
Sebagai seorang pelaku sejarah, Veteran Dwikora ini menuturkan, jika dalam diskusi tersebut pihaknya menuturkan bahwa generasi muda saat ini, adalah generasi pewaris nilai-nilai perjuangan mereka, para veteran yang masih hidup maupun para pahlawan yang sudah gugur di medan pertempuran.
“Kita wariskan nilai-nilai perjuangan kami, seperti pengalaman dan pemahaman pancasila kepada anak-anak bangsa ini” jelasnya
Pihaknya berharap generasi penerus, lanjut Soetarman untuk terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mereka harus tahu dengan baik bagaimana kandungan pancasila dan makna pancasila agar mereka bisa mempertahankan apa yang sudah di jaga dan diperjuangkan oleh pendahulunya, termasuk kami,” jelasnya.
Kalimat terakhir yang terakhir yang disampaikan kepada generasi muda, khususnya siswa SMPM 17 Surabaya adalah “Hormati guru mu nak, sayangi mereka. Dulu kami hormat pada guru kami. Sehingga kami tidak muda terpecah belah oleh lawan” tegasnya
Ratu Sarahdiva, salah satu pelajar SMPM 17 Surabaya, mengungkapkan bahwa banyak hal yang ia dapatkan dari diskusi yang dilakukan oleh para pelaku sejarah. Di akuinya adanya diskusi tersebut membuatnya lebih bisa menghargai jasa para pahlawan, membuat ia lebih memaknai kegiatan upacara bendera dan mendapatkan ilmu lebih tentang sejarah.
“Semangat mereka yang terus tumbuh di usia senjanya, Perjuangan mereka dalam membela bangsa itu yang patut kami maknai dan kami contoh untuk melakukan cara yang sama tentu saja dengan kegiatan yang positif dan prestasi yang diraih” ujar siswa kelas 8 ini.

“Pembela Bangsa Ada di Pundak Generasi Muda”
Kedatangan lima veteran di lingkungan SMP Muhammadiyah 5 Surabaya memberikan pengaruh positif dalam menumbuhkan sikap nasionalisme para siswa. Diakui Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 17 Surabaya, Azam Nuri bahwa adanya diskusi napak tilas perjuangan veteran dapat menjadikan siswanya mengenal lagi sejarah bangsa yang sedikit terlupakan di era milenial ini.
“Mereka bertemu lansung dengan pelaku sejarah, itu menjadi pengalaman yang lain bagi siswa kami. Mereka bisa merasakan apa yang diperjuangkan para veteran kala itu” Ujarnya.
Kepala Urusan (Kaur) SMPM 17 Surabaya yang bertanggung jawab dengan program Veteran, Yudhistira Estu Diantina, mengungkapkan jika kedatangan mereka merupakan sebuah Kebanggaan tersendiri. Di mana para Veteran ini menceritakan masa mudanya yang di habiskan untuk membela dan memperjuangkan Bangsa Indonesia.
“Kami senang dan menyambut baik kedatangan mereka, mereka memberikan pemaparan ilmu sejarah, mengingat mereka juga sebagai seorang pelaku sejarah,” tuturnya. Selain itu, tambahnya, dengan adanya diskusi ini, kami berharap para siswa bisa lebih menghargai waktu mereka untuk berprestasi dan berkarya sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Yudis sapaan akrab Yudhistira menambahkan bahwa, generasi muda saat ini harusnya lebih bersyukur, karena tidak ikut serta dalam medan pertempuran pada waktu itu.
“Mereka punya banyak waktu yang harusnya mereka habiskan dengan prestasi dan kegiatan positif,” jelasnya.
Karena, menurutnya, generasi muda memikul tanggung jawab di pundaknya dalam memperjuangkan, membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu, dengan adanya napak tilas sejarah ini, mereka lebih menghormati kedua orangtua mereka, menanamkan semangat pancasila yang sempat pudar dalam diri mereka. “Diskusi ini juga sebagai upaya pembentukan karakter siswa agar lebih bersikap nasionalis dan rasa memiliki Indonesia itu, jauh lebih besar” pungkasnya. [Ina]

Tags: