Victoria Australia Tertarik Bangun Perwakilan Bisnis di Jatim

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menerima Perwakilan Pemerintah Victoria Australia yang dipimpin Mr Brett Stevens di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/1).

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menerima Perwakilan Pemerintah Victoria Australia yang dipimpin Mr Brett Stevens di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/1).

Pemprov, Bhirawa
Jatim memang menjadi magnet bagi negara lain untuk melakukan bisnis dan investasi. Salah satunya Negara Bagian Victoria Australia yang tertarik ingin mendirikan kantor perwakilan bisnis di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa ini. Alasannya, Jatim merupakan pintu masuk Indonesia untuk wilayah timur.
“Negara Bagian Victoria Australia ini akan buat kantor perwakilan, tapi bukan konsul tapi khusus untuk bisnis dan investasi. Mereka menganggap Jatim merupakan provinsi paling potensial dan menjadi pintu masuk wilayah Indonesia Timur,” kata Gubernur Soekarwo  usai menerima Perwakilan Pemerintah Victoria Australia yang dipimpin Mr Brett Stevens di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/1).
Pemprov Jatim, kata Pakde Karwo, panggilan karib Gubernur Soekarwo sangat menyambut baik rencana tersebut. Namun yang harus menjadi catatan bagi Negara Bagian Victoria Australia adalah Jatim tidak hanya menjadi market saja. Tapi produk-produk Jatim bisa juga masuk ke negara bagian tersebut sehingga menguntungkan kedua belah pihak.
“Oke, sapi dari Australia bisa masuk ke Jatim. Tapi mangga, pisang atau hasil agro lainnya juga harus bisa masuk kesana. Jangan sampai hanya satu arah saja. Meski saya prediksi produk kita akan sulit bisa masuk kesana, karena produk agro di negara tersebut  kualitasnya lebih bagus. Di Negara Bagian Victoria Australia yang menjadi andalannya adalah agro,” katanya.
Jika produk dari Jatim sulit masuk ke Negara Bagian Victoria Australia, lanjut Pakde Karwo, minimal investasi yang masuk ke Jatim dapat diperuntukkan dalam bidang pengolahan hasil agro, agar bisa diolah sedemikian rupa, dan dapat dijual di negara lain. “Victoria jumlah penduduknya hanya 5 juta orang, jumlahnya terlalu sedikit. Lebih baik investasinya ke Jatim bisa mengolah agro kita dan dijual ke negara-negara ASEAN atau negara lainnya,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pakde Karwo, sapaan lekat Soekarwo mengatakan Jatim memiliki posisi yang penting bagi Indonesia bagian timur. Jatim paling efisien untuk menjadi pintu utama untuk Indonesia bagian timur khususnya produk dan distribusi barang. Untuk mendukung hal tersebut, Jatim telah membuka 26 kantor perwakilan dagang di 26 provinsi di Indonesia.
Berdasarkan dukungan dari kantor perwakilan dagang ini, perdagangan antar daerah Jatim bisa mencapai Rp 400 triliun atau setara dengan 40 juta dollar AS, dan surplus capital inflow sekitar Rp 80 triliun. “Peluang memperkuat hubungan kerjasama Victoria Australia dengan Jatim yang menjadi hub Indonesia Bagian Timur ini sangat kuat. Apalagi Indonesia Bagian Timur memiliki sekitar 120 juta market,” ujar Pakde Karwo.
Ia menyampaikan, Jatim juga membuka kesempatan investasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Semua proses pasca UU Minerba, proses untuk smelter, pilihannya di Jatim. Ada 7 proyek pembangunan pabrik smelter yang didirikan di Jatim, sedangkan yang sudah di-groundbreaking ada 3 pabrik.
Sementara Komisioner Pemerintah Victoria Australia untuk Indonesia Mr Brett Stevens mengatakan, kunjungan ini bertujuan untuk membina hubungan baik dengan Jatim, membina Government to Government (G2G) kerjasama bilateral kedua belah pihak, dan membantu perusahaan di Victoria untuk bekerjasama dengan Jatim secara business to business.
Ia mengatakan, Victoria Australia memiliki kesamaan permintaan dan penawaran untuk bekerjasama dengan Jatim khususnya di bidang infrastruktur, pendidikan, pertanian, dan kesehatan. Victoria bisa bekerjasama secara G2G dan B2B pada keempat bidang tersebut dengan Pemprov Jatim.
Untuk mendukung kerjasama, Pemerintah Victoria Australia telah membuka 18 Kantor Bisnis Pemerintah Victoria (Victoria Government Business Office) antara lain London, Dubai, Amerika Serikat, dan Indonesia. Tujuan dibukanya kantor di Indonesia tersebut untuk membina kerjasama secara komersial bagi pelaku bisnis Victoria Australia. [iib]

Tags: