Viral di Medsos, Publik Minta Tak Salahkan Guru Sepenuhnya

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tuban, Nur Khamid. [choirul huda]

Tuban, Bhirawa
Dua hari terakhir, sebuah video seorang anak Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban yang memakai seragam dengan logo sekolah dan nama dada terbalik, tengah viral di media sosial.
Video berdurasi satu menit empat detik ini, berisi siswa yang masih polos saat menjawab pertanyaan guru kelas saat akan mengambil rapor. Dengan mengenakan seragam merah putih, berdasi, dan memakai topi, tapi bat sekolah terpasang terbalik dan nama dada juga terpasang tak sesuai. Melihat itu, seorang guru langsung bertanya dengan bahasa Jawa halus kepada muridnya yang akan mengambil rapot.
Setelah ditanya oleh gurunya, sang bocah polos itu menjawab yang memasang logo adalah ibunya, yang katanya sang ibu tidak bisa membaca sehingga logo sekolah yang terpasang di sebelah kiri menjadi terbalik.
“Mak e (ibu, red),” jawab bocah itu ketika ditanya guru siapa yang memasang bat logo sekolah.
Video itu menjadi perhatian masyarakat, salah satunya Warsono mahasiswa jurusan Komunikasi Unirow Tuban.
Ia menilai permasalahan itu, bukan sepenuhnya keselahan dari guru saja. Melainkan peran aktif pemerintah Kabupaten atau Dinas terkait untuk juga memberantas buta aksara atau buta huruf di Tuban.
“Ini kami sesalkan, harusnya pemerintah turun tangan menyelesaikan buta huruf yang ada di Tuban, dan publik jangan langsung menghakimi, karena tidak tahu secara langsung peristiwa yang sebenarnya di lapangan,” kata Warsono.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tuban, Nur Khamid menanggapi serius beredarnya video viral di media sosial. Berdasarkan pantauan di Grup Facebook di Tuban, tidak sedikit netizen yang menyayangkan dan menilai jika perbuatan guru itu salah. Tidak sedikit pula yang memberikan semangat dan doa kesuksesan kepada siswa yang bersangkutan.
“Kami sangat menyayangkan sekali. Seharusnya itu tidak dibuat bahan lelucon. Secara tidak sadar itu sudah menbully muridnya sendiri,” kata Nur Khamid, Kamis (9/1).
Atas kejadian itu, Disdik Tuban langsung memanggil guru yang bersangkutan untuk dibina. ”Begitu mendapat laporan, saya meminta Kepala Sekolah, Korwil kecamatan, Kabid SD untuk membina guru seperti ini. Harapannya semua bisa cerdas bermedsos. Tidak asal saja,” sambungnya.
Disampaikan Nur Khamid, guru yang merekam video itu berstatus GTT di SD Negeri Gemulung 2 Kecamatan Kerek, Tuban. ”Yang bersangkutan segera dipanggil ke kantor, begitupun dengan kepala sekolah dan Korwil kecamatannya. Saya minta semua guru di Tuban bisa menjadikan ini sebagai bahan pelajaran dan koreksi diri. Saya tidak mau sampai ada kasus seperti ini lagi,” pintanya.
Nur Khamid juga menjelaskan, sebagai seorang pendidik harusnya membuat anak-anak merasa nyaman dan terlindungi saat bersekolah. Bukan malah menjadikan bahan lucu-lucuan atau objek perundungan.
“Buatlah anak-anak merasa nyaman dan terlindungi di sekolah. Kok ini malah diviralkan dan bully. Ini Karena kurang bijaknya guru. Ke depan jangan sampai terjadi lagi,” pungkas Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tuban, Nur Khamid. [hud]

Tags: