Virus Hambat Umrah

Virus Corona, benar-benar telah menghantui dunia, sampai menggagalkan latihan militer bersama. Juga menghambat pelaksanaan ibadah umrah ke Makkah, dan Madinah. Seluruh bandara di Saudi Arabia telah menutup pintu kedatangan, terutama rombongan besar homogen (satu keperluan umrah). Termasuk jamaah dari Indonesia yang transit di Singapura harus kembali ke Indonesia. Namun “jeda” umrah, dipastikan tidak akan lama.
Seluruh dunia mewaspadai pe-wabah-an virus novel corona yang menyebabkan penyakit paru-paru basah. Sebanyak 52 negara telah melaporkan kasus kluster corona. Sampai WHO (World Health Organization, Organisasi Kesehatan Dunia) memberi “nama” khusus. Yakni, CoViD-19, kepanjangan dari Corona Virus Disease tahun 2019. Dari markas WHO di Jenewa, dinyatakan, bahwa risiko yang disebabkan virus corona sangat tinggi di tingkat global (dunia).
Pemerintah Arab Saudi patut waspada. Karena “saudara kembar” virus corona, telah pernah berjangkit. Pada Mei 2014, di Arab Saudi berjangkit virus corona MERS (Meaddle East Respiratory Syndrome, MERS). Tetapi seluruh bandara tetap dibuka untuk kunjungan ibadah umrah maupun rombongan haji. Walau sebenarnya, penularan bisa dihindari (dan dicegah) melalui berbagai metode ke-kebal-an, dan kebugaran (olahraga).
Begitu pula tidak gampang virus bisa menular. Diperlukan suasana khas yang cocok. Misalnya, CoViD-19, tidak cocok pada iklim dan suhu udara di atas 23 derajat Celsius. Seperti di Indonesia. Serta kebiasaan asupan bahan pangan bisa menjadi penangkal virus corona. Antara lain, curcuma, yang banyak terkandung dalam jahe, kunyit, dan sereh. Lebih lagi di Indonesia, pemeriksaan kesehatan menjadi metode wajib (sebagai SOP, standar operasional prosedur).
Setiap calon jamaah umrah dan haji, wajib melakukan suntik influenza, dan meningitis, 14 hari sebelum pemberangkatan. Berlaku sejak tahun 2014, bersamaan dengan berjangkitnya MERS. Suntik wajib dilakukan di setiap Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Setelah disuntik diberi “kartu kuning” berisi catatan bahan yang disuntikkan. “Kartu kuning” menjadi syarat memperoleh visa dari Arab Saudi. Tanpa kartu kesehatan tidak bisa berangkat.
Pemerintah dan masyarakat Indonesia mestilah mewaspadai virus corona. Setiap bulan tak kurang dari 150 ribu muslim Indonesia menunaikan ibadah umrah. Jika ditambah jamaah haji (dengan kuota 230 ribu orang), jumlah orang Indonesia yang bepergian ke Arab saudi, tentu lebih dari 2 juta per-tahun. Itu tidak termasuk TKI dan TKW yang sudah bermukim di Arab Saudi (jumlahnya sekitar 200-an ribu. Kewaspadaan harus dilakukan dengan aksi program promotif preventif.
Penyebaran virus corona ke seluruh dunia, bagai teror. Telah menyebabkan penundaan perjalanan bisnis, dan investasi. Karena seluruh bandara di China ditutup. Hal yang sama dilakukan negara tetangga terdekat China. Yakni, Jepang, dan Korea, sebagai negara di luar China yang terpapar virus corona paling parah. Korea Serlatan, misalnya, sampai harus membatalkan latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS).
Pembatalasan yang cukup beralasan. Karena menurut catatan Kesehatan Militer di Korea, terdapat 18 prajurit Korea positif CoViD-19. Juga seorang serdadu AS di Korea telah dikarantina. Korea Selatan, telah dinyatakan “siaga tertinggi” terhadap virus corona. Tetapi sesungguhnya terdapat pula kabar positif tentang penenanganan CoViD-19. Bisa disembuhkan! Angka kesembuhan setelah tindakan terhadap virus corona mencapai 11 ribu pasien.
Prevalensi kesembuhan mencapai 11%, jauh lebih tinggi dibanding prevalensi kematian (2,3%). Pasien yang sembuh juga menghasilkan antibodi yang mampu membunuh dan menghilangkan virus corona. Dunia berharap, China sebagai awal wabah bisa mengakhiri teror virus. Dunia akan lebih berpengalaman menghadapi virus, tanpa kecemasan.
———– 000 ———–

Rate this article!
Virus Hambat Umrah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: