Wabup Bersama Kiai Khos Panen Perdana Padi Organik

Wabup Situbondo Yoyok Mulyadi bersama KH Zakki Abdullah dan KH Tamim Sofyan saat melakukan panen perdana tanaman padi organik di Dusun Pasir, Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Senin (16/4). [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
Wakil Bupati Situbondo H. Yoyok Mulyadi MSi bersama dua kiai khos Kota Santri, KH Zakki Abdullah dan KH Tamim Sufyan menggelar panen perdana jenis tanaman padi organik di Dusun Pasir, Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Senin (16/4). Panen perdana padi organik ini diharapkan mampu memotivasi seluruh petani dan kelompok tani (poktan) di Situbondo, untuk beralih dari tanaman tradisional menuju tanaman modern jenis padi organik.
Pada panen padi organik kemarin, dua kiai masing masing KH. Zaki Abdullah, pengasuh pondok pesantren Mambaul Hikam dan KH Tamim Sufyan, sangat mengapresiasi kegigihan Wabup dan petani Dusun Pasir dalam meningkatkan produktifitas hasil tanaman padi di Situbondo. Muspika Kecamatan Mangaran bersama Kadis Pertanian Farid Kuntadi serta kelompok tani ikut ambil bagian pada pelaksanaan panen perdana padi organik kemarin.
Wabup Yoyok Mulyadi mengatakan, dirinya menanam padi organik selama 3 bulan dilahan seluas 1,1 hektar. Dari tanaman itu, aku Wabup Yoyok, ia berhasil panen sekitar 4-4,5 ton gabah kering sawah. Hasil ini berbanding terbalik dengan tanaman padi biasa (non organik), urai Wabup Yoyok, dilahan dan di luas yang sama dimana mampu menghasilkan gabah sebanyak 7 ton. “Jika berbicara bisnis, maka jelas ada penurunan jumlah tonase panen. Namun kami menilai masih untung dengan lahan yang kembali subur serta harga jual padi organik yang lebih mahal daripada padi biasa,” jelas Wabup Yoyok.
Wabup Yoyok menambahkan tujuan utama dari penanaman padi organik selain untuk mengembalikan kesuburan tanah yang terdampak bahan kimia juga untuk mengajak petani memakai sistem bercocok tanam yang modern. “Kami melakukan ini sebagai percontohan untuk para petani lain di Situbondo. Sebab, untuk menjadikan lahan organik prosesnya cukup panjang dan membutuhkan keuletan serta keberanian dalam menanggung berbagai resiko gagal panen,” tandas mantan Kadis PUPR Kabupaten Situbondo itu.
Lebih lanjut Wabup mengatakan, dengan pola tanam organik ini maka petani akan menuai hasil besar pada 5-8 kali panen. Termasuk pada awal panen seperti saat ini, urainya, bisa menghasilkan 4-5 ton/hektarnya. Pada sistim pola tanam organik akan normal, kata Wabup Yoyok, setelah mengalami proses tanam organik sebanyak 7-8 kali panen. “Kalau rendemennya bisa sampai 60 persen,” kupas Wabup Yoyok.
Wabup tetap berharap produksifitas petani dengan sistim organik ini bisa terus tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat petani Kota Situbondo. Selain itu, ungkapnya, kedepan lahan akan terus bertambah luas untuk menanam padi organik di Kabupaten Situbondo.
“Saya menghimbau agar petani yang masih menggunakan limbah, untuk kembali dengan pola pertanian jaman dahulu. Pasalnya petani dahulu tanpa menggunakan pupuk pun mereka masih bisa menghasilkan panen. Kami bertani ini tidak hanya mengejar untung saja tanpa memikirkan lahan yang sudah rusak,” pungkas Wabup.
Di sisi lain, KH. Zaki Abdullah Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji mengatakan, pihaknya sangat mendukung perbaikan kerusakan lahan pertanian dengan cara organik yang dicontohkan Wabup Yoyok Mulyadi. “Saya juga berharap adanya kerusakan lahan pertanian di Kabupaten Situbondo bisa teratasi dengan baik. Salah satu caranya dengan menanam tanaman padi jenis organik ini,” pungkas KH Zaki Abdullah. [awi]

Tags: