Wabup Bojonegoro Imbau Petani Ikut Asuransi Pertanian

seorang petani sedang melakukan pembersihan dengan menyiramkan air ketanaman padi yang terendam banjir di Bojonegoro. [achmad basir]

seorang petani sedang melakukan pembersihan dengan menyiramkan air ketanaman padi yang terendam banjir di Bojonegoro. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Wakil Bupati Bojonegoro , Setyo Hartono, mengajak petani di wilayah Bojonegoro untuk ikut asuransi pertanian. Sebab jika ikut asuransi, kata dia, apabila tanaman padi gagal panen karena banjir bandang maupun banjir luapan air Sungai Bengawan Solo, maka akan ditanggung kerugian sesuai lahan sawah yang diasuransikan.
“Saya imbau kepada semua petani di Bojonegoro agar ikut asuransi pertanian,” ujarnya dalam rakor Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial dan Silaturahmi FKUB Provinsi Jatim yang digelar di Ruang Angling Dharma Kabupaten Bojonegoro, Kamis (8/12) kemarin.
Bojonegoro disaat musim hujan tidak bisa dilepaskan dari banjir akibat meluapnya sungai bengawan solo. Banjir terjadi tak hanya dipemukiman namun merendam areal pertanian milik petani. ” Untuk itu diharapkan seluruh petani bisa mengikuti kegiatan asuransi ini. Apalagi pembayaran juga relatif murah yakni Rp 36 ribu untuk setiap hektar,” jelasnya.
Dengan mengikuti asuransi ini akan mengurangi beban yang harus ditanggung oleh petani. Saat ini jumlah petani di Bojonegoro yang sudah mengikuti asuransi baru di angka 17 persen. Angka ini masih relatif sangat rendah dibandingkan jumlah petani di Bojonegoro.
“Ada 1.419 petani di Bojonegoro yang ikut asuransi tanaman padi dengan luas lahan sawah sekitar 865,76 hektare. Meski demikian, masih banyak petani lainnya di Bojonegoro yang belum ikut asuransi,” terangnya.
Dijelaskan, jika petani yang ikut asuransi tanaman padi maka saat tanaman padi gagal panen bisa mendapatkan klaim asuransi senilai Rp 6 juta per hektare. Namun, klaim diberikan jika kerusakan tanaman padi itu mencapai 75 persen. “Program ini terus disosialisasikan ke desa-desa,” paparnya.
Sementara itu, produksi padi di Bojonegoro pada tahun 2014 mencapai 6,5 ton per hektare, sedangkan produksi padi pada tahun 2015 mencapai 7,48 ton per hektare. Pada tahun ini target produksi padi dipatok satu juta ton gabah.
Luas sawah tadah hujan di Bojonegoro mencapai 41.371 hektare. Sedangkan, luas lahan irigasi sekitar 36.151 hektare. Areal persawahan di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo sekitar 32,58 persen. Sawah itu berada di Kecamatan Ngraho, Padangan, Gayam, Kalitidu, Dander, Trucuk, Malo, Bojonegoro, Kapas, Balen, Sumberejo, dan Baureno.
Disinggung, terkait masalah kelangkaan pupuk jangan disalahkan,apalagi target produksi pangan mencapai 1,7 juta ton gabah ini adalah target yang luar biasa, bahkan para TNI bahkan telah terjun bersama petani kita.
Selain masalah asuransi pertanian, Wabup mengingatkan agar Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro agar pantau kendaraan yang tak layak jalan untuk tidak dioperasionalkan.
“Jika dalam uji ternyata kendaraan tidak layak maka harus dilarang untuk beroperasional,”  imbuhnya.
Sementara itu rapat yang dihadiri oleh FKUB Provinsi Jatim ini dihadiri pula oleh Tim terpadu penangan konflik, FKUB, Organisasi Lintas keagamaan,tokoh pemuda dan wanita diseluruh Bojonegoro bersama deng segenap unsur keamanan, Kejaksaan,Pengadilan, Komandan Kodim dan Polres Bojonegoro serta camat se Kabupaten Bojonegoro. [bas]

Tags: