Wabup Nganjuk Bersihkan Sampah di Sungai Sambiroto

Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi turun langsung mengangkat tumpukan sampah yang selama seminggu menyumbat saluran irigasi di Desa Sambiroto. (ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi memimpin langsung aksi bersih-bersih sampah yang menyumbat saluran irigasi di Desa Sambiroto Kecamatan Baron. Satu truk penuh sampah busuk berhasil dipindahkan oleh petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Nganjuk.

Tumpukan sampah di tepatnya di pinggir jalan umum Desa Sambiroto ini dikeluhkan warga selam berhari-hari. Sampah yang berasal dari rumah tangga serta sisa panen menumpuk dan menyumbat pintu air irigasi. Karena sangat mengganggu dan bahkan jika dibiarkan dapat menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap. “Sudah satu minggu lebih tumpukan sampah tersebut menumpuk dan tidak ada pihak yang berupaya memngurai tumpukan sampah tersebut,” ujar Hendro, warga setempat.

Tentu saja tumpukan sampah tersebut sangat meresahkan warga maupun pengguna jalan yang melintas. Pasalnya dengan adanya musim penghujan ini, sampah mudah membusuk dan menimbulkan bau menyengat. Tumpukan sampah yang menyumbat irigasi Desa Sambiroto itu diperkirakan berasal dari sampah warga desa diluar Desa Sambiroto yang ikut hanyut aliran irigasi.

Sampah seperti popok bayi, bantal, potongan kayu-kayu dan masih banyak lainnya. Tidak hanya itu, air sungai pun menghitam hingga mengeluarkan bau tidak sedap. “Baunya itu lo mas, meski saat mengendarai motor, baunya tetap mengganggu” keluh Hendro.

Mendapat keluhan warga, Wabup Marhaen Djumadi, turun ke lokasi langsung untuk memastikan di bagaimana kondisi lapangan. Ternyata memang tumpukan sampah di sungai yang berdampak tertutupnya aliran irigasi Desa Sambiroto. “Tumpukan sampah ini sangat banyak dan menyumbat aliran sungai irigasi,” tegas Marhaen.

Tanpa canggung, Wabup Marhaen ikut mengangkat sampah dari sungai bersama petugas dari Dinas Lingkungan Hidup. Setelah sampah yang menumpuk dipindahkan ke atas truk sampah kondisi sungai yang awalnya hitam dan berbau busuk berangsur bersih. Bau tak sedap dari sungai hilang. “Kita harus punya kesadaran pribadi dengan membuang sampah pada tempatnya, karena kalau membuang sampah di sungai resikonya dapat merugikan orang lain,” kata Marhaen.

Marhaen juga menemukan ada saluran irigasi di Desa Sambiroto tidak difungsikan. Padahal di sungai Desa Sambiroto ada tiga saluran buang. “Ada saluran yang ke selatan, ke timur dan ke barat sehingga air bisa terdistribusi dengan baik sehingga menggurangi resiko banjir,” jelas Marhaen.

Untuk itu, akan dilakukan evaluasi saluran air mana saja di desa-desa yang tidak difungsikan. Karena pemerintah maupun masyarakat juga akan rugi jika saluran irigasi tidak difungsikan. “Maka akan kita ambil kebijakan kepada Dinas PUPR utamanya bidang pengairan untuk mengadakan lomba pemanfaatan saluran air tiap desa. Sehingga nantinya dapat mendorong masyarakat untuk menjaga saluran irigasi dan tata kelola pengairan yang baik dan mampu mendukung Tri Cita Bhakti Nganjuk,” pungkas Marhaen.[ris]

Tags: