Wabup Nur Ahmad Minta Kosti Kabupaten Sidoarjo Dikembangkan

Sidoarjo, Bhirawa.
Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, ikut mengontel bersama anggota paguyuban. Dengan semboyan satu sepeda sejuta saudara, tak lama segera terwujud.
Meski paguyuban baru dikukuhkan hari ini para pengurusnya dibawa pimpinan Muaji, akan tetapi anggotanya sudah mencapai ratusan onthelis dan onthelista.
“Kami harap kegiatan onthelis dan onthelista yang tergabung dalam Poked ini bisa membawa kebaikan untuk masyarakat. Jargon satu sepeda sejuta saudara harus terealisasi. Karena dengan ngonthel bukan hanya sehat, tetapi juga banyak saudara,” terang Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin.
Wabup yang Pembina Kosti Sidoarjo meyakini, jika komunitas dan paguyuban pecinta sepeda tua bakal semakin banyak di Sidoarjo. Hal ini lantaran sebagai salah satu upaya melestarikan budaya asli Indoesia juga untuk menjaga keseimbangan alam. Yakni dengan onthel badan sehat dan tidak menimbulkan polusi.
“Makin banyak onthelis maka dunia akan semaki awet. Selain rama lingkungan ngonthel juga membuat ekologi alam bisa tetap terjadi di tengah era industrialisasi 4.0 dan serba digital,” ungkapnya.
Kendati demikian, Wabup yang akrab dipanggil Cak Nur ini berharap kesederhaan dan kekompokan para onthelis dan onthelista dari berbagai desa di Sidoarjo maka dapat menjaga kekompakan dan meningkatkan jiwa nasiolisme.
“Kejiwaan yang sederhana dan semangat nasionalisme bisa terpupuk lewat ngonthel bareng. Apalagi disini Desa Kedungsugo dan Desa Kedungkembar, para Kadesnya juga onthelis. Pesan ini penting karena hidup sederhana dapat membuat keberlangsungan hidup semakin tertata,” tegasnya.
Sementara Ketua Kosti Kabupaten Sidoarjo, Ari Baiyashi menegaskan jika jumlah komunitas dan paguyuban onthelis dan onthelista di Sidoarjo terus bertambah. Hal ini lantaran mereka yang sebelumnya hanya terdiri dari kelompok-kelompok kecil dikumpulkan dan diwadahi dalam Kosti Sidoarjo.
“Karena itu, meski jumlahnya terus berkembang kami tetap solid dan bersatu serta tetap mengutamakan kesederhaan,” ungkapnya.
Sementara Penasehat Kosti Pusat, Bambang Waluyojati menegaskan mempertahankan penggunaan sepeda kuno bagian dari “nguri-nguri” budaya. (hds)

Tags: