Wabup Pungkasiadi : Jangan Gampang Terhasut Isu atas Nama Agama

Wabup Pungkasiadi (kanan), bersama KH Khusen Ilyas dalam acara di Pendopo Pemkab Mojokerto. [kariyadi/bhirawa]

Kab Mojokerto, Bhirawa
Munculnya aksi bom bunuh diri di Surabaya, menjadikan paemangku wilayah di Kab Mojokerto melakukan antisipasi. Diantaranya meminta masyarakat tidak gampang salah faham serta mudah terhasut, pihak-pihak yang mengatasnamakan isu agama untuk mengadu domba dan membelah persatuan umat. Selaim itu warga juga diminta waspada terhadap segala peristiwa yang terjadi disekitar.
Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, menyampaikan hal itu dihadapan 1.300 peserta sema’an Alquran bersama Jamm’iyah Hamalatil Qur’an (JHQ) yang terdiri atas hafidz dan hafidzah.
”Alquran diturunkan sebagai Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi seluruh umat tanpa terkecuali). Hendaknya kita meresapi betul makna itu, agar terhindar dari salah paham dan mudah terhasut pihak-pihak tak bertanggung jawab yang selalu mengatasnamakan agama untuk memecah belah umat,” lontar Wabup Pungkasiadi.
Wabup berharap agar Alquran bisa dijadikan pegangan untuk berperilaku baik, penuh kasih sayang dan toleransi sesama.
”Selayaknya Alquran kita jadikan pegangan hidup, bertoleransi sesama dan saling menghargai. Semoga perilaku kita bisa selaras dengan Alquran, sehingga dapat meminimalisir rasa saling curiga antar golongan dan konflik sosial,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua JHQ Kab Mojokerto, KH Ahmad Bashori memyebut, JHQ Kab Mojokerto bakal melaksanakan Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ) Tingkat Kecamatan yang nantinya akan diseleksi.
”Nantinya tiap kecamatan kita ambil satu orang hafidz dan hafidzah. Untuk selanjutnya dilombakan di Tingkat Kabupaten. Acaranya akan kita gelar Bulan Juli bersamaan dengan halal bihalal. Juara pertama akan memperoleh hadiah uang senilai Rp2 juta, juara kedua Rp1,5 juta dan juara tiga Rp1 juta,” beber Bashori.
Wakil bupati rencananya juga akan menambah hadiah bagi para pemenang MHQ sebesar Rp10 juta. Para peserta nantinya bakal menampilkan kemampuan menghafal Alquran dengan bacaan tartil atau murottal, dimana bacaan harus mengandung nilai ilmu baca (tajwid), seni (lagu dan suara), dan etika. [kar]

Tags: