Wabup Sidoarjo: TKA Nakal Harus Segera Dideportasi

Wakil Bupati Sidoarjo saat memberangkatkan ribuan buruh menuju Surabaya. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Masih adanya dugaan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang pekerjaanya sama dengan tenaga lokal, banyak dikeluhkan karyawan. Semua pihak harus dapat mengawasi perusahaan yang memperkerjakan TKA secara illegal.
Menurut Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, Selasa (1/5) kemarin, dalam peringatan Hari Buruh atau May Day di Alun-alun Sidoarjo, apabila ada laporan mengenai hal itu, pemerintah akan segera menindaklanjutinya. Sanksi dan deportasi akan diberlakukan bagi TKA yang melanggar ketentuan yang ada. Karena TKA Tupoksinya sudah jelas, ada aturan dan harus sesuai dengan kebutuhannya. Jika ditemukan harus ditindakm, bahkan kalau perlu bisa dideportasi.
Wabup Nur Ahmad yang juga sebagai Ketua LKS Tripartit Sidoarjo menegaskan, TKA yang bekerja di sebuah perusahaan itu harus ada pendampingnya pegawai lokal. Jika nanti masa kerjanya habis dan TKA itu bisa kembali ke negaranya. Sementara pendampingnya tadi bisa melanjutkan pekerjaan itu dengan baik. Jadi tak boleh TKA mengerjakan pekerjaan pegawai lokal. Karena sudah ada aturan yang sangat jelas.
”Jadi TKA yang diperkerjakan harus benar-benar memiliki kompetensi yang tak dimiliki oleh tenaga kerja lokal. TKA tak diperbolehkan mengisi pekerjaan yang dapat dilakukan pekerja Indonesia. Semua pihak harus mengawasi, bukan hanya dari Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) saja tapi semuanya, kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan, agar segera dilaporkan dan kita akan meluruskan,” pintanya.
Sebelumnya, Wabup Nur Ahmad Syaifuddin meminta para buruh untuk fokus pada tujuan yang menjadi tuntutannya. Aksi yang dilakukannya hendaknya disampaikannya dengan damai. ”Mari kita fokus pada tujuan, jadikan gerakan ini gerakan damai yang fokus pada tujuan,” pintanya.
Ia juga berharap para buruh bijak dalam menyuarakan aspirasinya. Apa yang menjadi tuntutannya dapat dilakukukan secara proporsional. ”Jangan sampai masalahnya ada di pusat, justru kita bertengkarnya di daerah. Kalau masalahnya di pusat, tujuan perjuangnya harus dibawa ke pusat, begitu juga sebaliknya,” harap Cak Nur sapaan akrabnya. [ach]

Tags: