Wabup Situbondo Dukung Realisasi Kedaulatan Pangan

Wabup Yoyok Mulyadi saat melakukan panen perdana padi jenis MSP di lahan sawah Dusun Karang Sukun, Desa/Kecamatan Suboh Situbondo kemarin. [sawawi/bhirawa].

(Galakkan Menanam  Padi MSP)
Situbondo, Bhirawa.
Wakil Bupati Situbondo Ir. H Yoyok Mulyadi M,Si mendukung penuh upaya pemerintah dan petani untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Tanah Air dengan pola menanam padi jenis MSP (Mari Sejahterakan Petani) kemarin. Dukungan ini disampaikan orang kedua di jajaran Pemkab Situbondo dalam acara sarasehan bertema “Budidaya Tanaman Mari Sejahterakan Petani (MSP)” di areal Persawahan Dusun Karang Sukun, Desa Suboh, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo.
Informasi yang berhasil dihimpun Bhirawa menyebutkan, saresahan dilaksanakan Pengurus Mari Sejahterakan Petani se Indonesia dihadiri penemu Padi MSP Ir. Surono Danu, Ketua DPP MSP Bambang Mujiarto Bandol; Kepala Dinas Pertanian Situbondo Farid Kuntadi; Forpimka Suboh dan para petani yang tergabung dalam organisasi Gapoktan serta Poktan Kota Santri.
Wabup Yoyok Mulyadi mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya realisasi kedaulatan pangan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Situbondo dengan cara memperluas areal persawahan menaman bibit padi jenis MSP. Sebelum mendukung program ini, aku Wabup Yoyok, dirinya sudah pernah bertatap muka dengan Surono Danu. Saat itu, lanjutnya, sempat dibahas  tentang peningkatan produktivitas tanaman padi di Situbondo. “Alhamdulillah, sekarang sudah terbukti dalam panen perdana,” jelas Wabup Yoyok dengan raut wajah semringah.
Mantan Kepala Dinas Bima Marga dan Tata Ruang Situbondo menambahkan kedepan  Situbondo bisa menjadi lumbung padi di wilayah Provinsi Jatim dan mampu menutupi kebutuhan padi nasional. Salah satu caranya, sebut Wabup Yoyok, dengan sungguh sungguh menanam benih padi MSP seperti anjuran penemunya, Surono Danu. “Dengan menanam padi MSP bisa memperbaiki produksi pangan, khususnya tanaman padi di Kabupaten Situbondo akan tumbuh dengan baik,” jelas wabup.
Ketua umum Komunitas MSP Bambang Mujiarto menambahkan, dunia akan bisa dikuasai jika Indonesia mampu menguasai produksi pangan. Apalagi, lanjut Bambang, secara realistis saat ini laju pertumbuhan penduduk terhadap lahan pangan berjalan tidak berimbang. “Untuk itu sejak dini kita harus mempertahankan lahan pangan agar tidak beralih fungsi ke komoditas lain. Misalnya ke perumahan,” ungkap Bambang.
Sementara itu, Surono Danu menuturkan, tidak ada satu pun benih padi di dunia ini yang bisa disebut unggul, termasuk benih padi MSP. Sebab, sambung pakar komoditas padi itu, meningkatnya produksi padi bukan karena bibit unggulnya yang hebat tetapi hanya ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia petani-nya. “Sehebat apa pun benihnya tanpa dibarengi dengan pengelolaan lahan yang mumpuni, maka bibit padi tersebut akan sia-sia,” papar Surono Danu.
Surono Danu yang biasa berambut gondrong itu menerangkan jika tanaman padi itu merupakan mahluk hidup yang butuh kasih sayang, perawatan, perhatian dan keseriusan dalam pertumbuhannya. Surono juga mengakui benih padi MSP yang ia temukan bukanlah satu satunya bibit unggul meski realitasnya dalam satu hektar bisa memproduksi padi sebanyak 14 ton. “Mari kita bersama-sama meningkatkan SDM para petani agar bisa memiliki pola pikir yang maju demi terwujudnya swasembada pangan di Indonesia,” pungkas Surono. [awi]

Tags: