Wabup Sumenep Terima Pengembalian Pusaka Keraton Sumenep Pasca Dijamas

Wabup Sumenep Terima Pengembalian Pusaka Keraton Sumenep Pasca Dijamas

Sumenep, Bhirawa
Wakil Bupati Sumenep, Ach. Fauzi meneroma pengembalian dua pusaka Keraton setelah dijamas atau dicuci oleh para empu di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi. Pusaka Keraton itu dibawa oleh Camat Saronggi, Ali Dafir dan jajaran Forpimka serta para empu keris dengan diiring musik tradisional Saronen.
Selain pusaka Keraton, rombongan juga membawa hasil bumi, diserahkan ke Wabup dan Sekda setempat sebagai perwakilan pemerintah setempat.
Dua pusaka Keraton itu diarak dari depan Mesjid Jamik Sumenep menuju Pendopo Agung setempat. Warga Desa Aeng Tong-tong juga ikut dalam pengembalian Pusaka Keraton setelah melalui proses pencucian oleh empu keris.
“Kami sangat berterima kasih kepada para empu yang telah menyiapkan kegiatan pencucian pusaka leluhur, termasuk penjamasan pusaka keraton Sumenep,” kata Wabup Sumenep, Ach Fauzi saat menerima rombongan pengembalian pusaka leluhur Keraton, Senin (9/9).
Menurut Wabup, sebagai warga Sumenep harus bangga, sebab keberadaan keris ini telah diakui oleh PBB dan Kabupaten ujung timur Pulau Madura inierupakan perajin keris terbanyak ri Asia yakni mencapai 650 orang perajin keris.
“Keris bukan hanya sebagai entitas masa lalu, tapi juga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat Sumenep. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri,” paparnya.
Ia menegaskan, dengan keterbatasannya, para pendahulu telah memberikan peninggalan budaya seperti keris, Mesjid Jamik dan Keraton. Hal tersebut perlu diapresiasi dan dilestarikan oleh para penerus bangsa. Termasuk para pemuda yang hidup di era 4.0 ini.
“Jangan sampai mengorbankan kekayaan tradisi lama karena lantaran hadirnya tradisi yang baru ini. Pertahankan tradisi para leluhur kita dan terus dilestarikan,” tegasnya.
Sebelumnya, digelar haul akbar dan jamasan pusaka leluhur Keraton Sumenep dan leluhur Desa Aeng Tong-tong (8/9). Ada sembilan pusaka yang dijamas, dua diantaranya pusaka Keraton Sumenep, sedangkan tujuh pusaka lainnya merupakan milik warga sekitar. Proses pencucian pusaka leluhur itu berlangsung sakral. Sebab, selain menggunakan air dari tujuh sumur kuno dicampur dengan tujuh kembang rupa disalah satu pemakaman empu keris asal Desa Aeng Tong-tong. [sul]

Tags: