Waduk di Jatim Masih Batas Aman

waduk pacalPemprov Jatim, Bhirawa
Musim kemarau yang melanda Jawa Timur membuat volume air di sejumlah waduk berkurang. Namun demikian, Dinas PU Pengairan Jawa Timur menyatakan waduk tersebut sampai saat ini masih dalam batas aman untuk kebutuhan air para petani.
“Tidak ada masalah soal kebutuhan air meski saat musim kemarau. Tahun ini, berdasarkan BMKG, masuk musim kemarau normal,” kata Kepala Dinas PU Pengairan Jatim, Ir Supaad MM didampingi Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan, Ir Sunoko, di Surabaya, Rabu (27/8).
Ia menjelaskan, di Jawa Timur terdapat sembilan waduk untuk mensuplai kebutuhan air di areal pertanian Jawa Timur. Pada musim kemarau ini kondisi waduk-waduk tersebut memang mengalami penyusutan dalam batas normal. (lihat tabel, red).
Sunoko menambahkan, sebelumnya Dinas Pertanian Jatim dan Dinas PU Pengairan Jatim juga berupaya memberikan pemahaman pada para petani terkait rencana tata tanam. Kondisi saat ini, ternyata petani juga sudah melangsungkan rencana tata tanam agar tidak lagi merasakan kurangnya air pada musim kemarau.
“Biasanya mereka sudah tahu, kalau saat ini sudah saatnya menanam palawija. Kalau tidak menepati rencana tata tanam dan bersikeras menanam padi kemudian kurang air, maka hal itu sudah menjadi resiko mereka,” katanya.
Diakuinya, saat ini memang ada petani yang masih menanam padi, namun daerah tersebut masih tercukupi dengan air. Namun jumlah petani yang masih menanam padi tidak terlalu banyak.
“Apalagi di sebagian wilayah, ternyata hujan masih turun meskipun intensitas kecil,” ujarnya.
Menurutnya,  musim penghujan datang pada bulan Oktober hingga Maret  atau November sampai April. “Kalau sampai bulan Desember ternyata tidak ada hujan, maka dikatakan musim kemarau panjang,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Sunoko, jika memang terjadi kekurangan air dalam waduk besar di Jatim, maka akan ada tindakan khusus berupa teknologi modifikasi cuaca atau TMC.
“Nantinya dilakukan modifikasi hujan buatan. Mengumpulkan awan di sekitar tanggul lalu ditembakkan dengan garam, sehingga terjadi hujan,” katanya.
Sementara Dinas Pertanian Jatim mengakui petani sudah memahami dan mengubah pola tanam. Sehingga saat ini, permasalahan petani mengenai kekurangan air tidak tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya, sebab petani sudah tidak lagi menanam padi.
Sebelumnya, dijelaskannya, penanaman padi dilakukan pada luasan 2 juta hektar. Dari luasan itu, maka ada 1, 2 juta hektar dilakukan penanaman padi pada musim hujan. Selanjutnya, di musim kemarau ke satu musim tanam padi menyusut menjadi 650 ribu ha. Kini musim tanam ke dua berkurang lagi sekitar 250 ribu ha.
Sesuai ARAM BPS, produksi padi tahun 2014 sebanyak 12.101.007 ton, jagung 5,7 juta ton, dan kedelai 327 ribu ton. Sampai bulan Juni, pertanaman padi sudah mencapai 100,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Hal ini menandakan adanya peningkatan produksi padi mengalami kenaikan sekitar 60 ribu ton. Begitupula jagung dan kedelai juga alami kenaikan. Sebab fotosintesis tanaman juga bagus pada saat ini,” katanya.  [rac]

Keterangan Foto : Waduk Pacal yang terletak kurang lebih 35 Km dari arah selatan ibukota Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.

Rate this article!
Tags: