Wagub Bantu Rp 125 Juta Warga Lakardowo untuk Beli Air Bersih dan Penelitian

Saifullah Yusuf

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf memberikan bantuan kepada warga Desa Lakardowo Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto berupa uang sebesar Rp 125 juta. Uang tersebut diperuntukkan membeli air bersih sebesar Rp 75 juta dan sisanya Rp 50 juta untuk melakukan penelitian bersama tim independen dari ITS.
“Ini adalah bantuan sementara. Sifatnya untuk meringankan beban pengeluaran warga di tiga dusun di Desa Lakardowo. Yaitu Dusun Kedung Palang, Dusun Sumber Wuluh dan Dusun Sambi Gembol. Selama ini warga membeli air dari Pacet untuk persediaan air bersih, karena air sumurnya katanya tidak bisa digunakan untuk keperluan minum atau memasak,” kata Wagub Saifullah Yusuf ditemui usai penyerahan bantuan di ruang kerja wagub, Senin (12/6).
Sekadar diketahui, warga di tiga dusun di Desa Lakardowo beberapa tahun terakhir mengeluhkan kondisi wilayahnya yang diduga tercemar limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) PT Pria. Yang paling parah adalah pencemaran air yang menyebabkan air sumur warga tidak bisa digunakan untuk keperluan minum atau memasak. Bahkan jika dipakai mandi, bisa menyebabkan penyakit kulit.
Selama ini, kata Gus Ipul, sapaan karib Saifullah Yusuf, kebutuhan air bersih dibeli dari Pacet sebesar Rp 2 ribu per galon atau Rp 300 ribu per tangki. Pembelian air bersih ini dilakukan tiap dua hari sekali. “Kalau setahun membutuhkan Rp 270 juta. Nah, Rp 75 ini adalah bantuan awal. Nanti ada lagi,” ungkapnya.
Pemkab Mojokerto, kata Gus Ipul, saat ini dikabarkan telah melakukan upaya pemasangan pipa agar warga tiga dusun bisa teraliri air bersih. “Sambil menunggu pembangunan pipa ini, saya membantu mengurangi beban warga berupa pembelian air bersih. Jadi bantuan ini sifatnya sementara,” terangnya.
Sementara itu, mengenai bantuan Rp 50 juta untuk penelitian, Gus Ipul menyatakan, selama ini warga tidak percaya dengan hasil penelitian dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang menyebut tidak ada pencemaran di tiga dusun tersebut. Hasil penelitian KLH menyebutkan, yang menyebabkan warga menderita penyakit kulit adalah gaya hidup tidak sehat yang diterapkan warga.
“Makanya saya bantu untuk biaya penelitiannya. Nanti apapun hasilnya, agar dijadikan referensi. Sebab selama ini warga tidak percaya dengan hasil penelitian KLH. Kita carikan solusi agar ketegangan antara PT Pria dan warga ini bisa selesai. Sebab Jatim saat ini membutuhkan pabrik pengelola limbah seperti PT Pria,” tandasnya.
Sedangkan Ketua Ecoton Prigi Arisandi meyakini kalau terjadi pencemaran lingkungan limbah B3 di Lakardowo. Adanya bantuan yang diberikan Wagub Jatim, pihaknya melangsungkan penelitian topografi lahan di lakardowo, sehingga akan dapat diketahui arah aliran air bawah tanah dalam upaya mendeteksi timbunan limbah B3.
Untuk bantuan air bersih itu, diharapkannya bisa meringankan beban ibu-ibu yang selama ini harus membeli air  untuk memandikan bayi dan anak mereka yang kulitnya sensitif, hal ini dikarenakan air yang ada di kawasan itu masih kurang layak digunakan.
“Ada bukti yang menguatkan masyarakat, karena dengan penelitian ITS ini diharapkan bisa membuktikan adanya timbunan limbah B3 dan adanya kontaminasi limbah B3 pada air sumur dan air bawah tanah,” ujarnya.
Dikatakannya juga, kalau tidak hanya itu bantuan dari Pemprov Jatim, namun ada juga bantuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang juga menurunkan tim dokter spesialis kulit khusus dokter perempuan untuk pasien perempuan. “Karena selama ini tidak banyak terungkap,” tandasnya.
Ia juga tetap mendesak agar pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tetap mempedulikan dan memperhatikan masalah yang terjadi di Lakardowo. [iib,rac]

Tags: