Wagub Imbau Korban Lumpur Lapindo Dialog dengan BPLS

Karikatur lapindoPemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf meminta warga di sekitar Lumpur Lapindo, untuk berdialog dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Dialog ini untuk mencari solusi agar lumpur tidak makin meluber karena sudah diambang batas ketinggian tanggul.
“Warga dan BPLS harus berdialog mencari solusi yang tepat agar tidak terus meluber. Harus ada titik temu ini, kalau tidak justaru membahayakan dan akan berdampak pada orang banyak,” kata Saifullah Yusuf, dikonfirmasi, Selasa (2/12).
Sebagaimana diketahui, ketinggian lumpur Lapindo khususnya di Desa Jatirejo sudah melebihi batas. Dikhawatirkan bisa meluber sampai ke desa di sekitarnya. BPLS tidak bisa melakukan penanggulan lagi karena akses dibolkade warga. Praktis sejak tujuh bulan lalu tidak ada penanggulangan lagi.
Menurut Gus Ipul, sapaan lekat Saifullah Yusuf, kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu ada solusi dalam waktu dekat. Apalagi, sekarang sedang memasuki musim penghujan sehingga bila dibiarkan begitu saja kondisi lumpur akan terus meninggi.
“Pemprov hanya minta segera dicarikan solusi antara BPLS dan warga. Yang bisa dilakukan pemprov hanya bisa memfasilitasi, sebab kewenangan penanganan ada di BLPS,” kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Gus Ipul memahami, bila ada sebagian warga korban Lumpur Lapindo yang masih tidak puas dengan penanganan yang sekarang. Namun, kepentingan masyarakat luas juga hendaknya diperhatikan.
Ditegaskan, tidak ada masalah yang tidak bisa selesai sepanjang ada dialog. “Hanya dengan dialog persoalan bisa selesai. Dan saya harap itu bisa dilakukan antara BPLS dengan warga lumpur Lapindo,” kata Gus Ipul.
Tak kalah pentingnya, lanjutnya, perlu segera menindaklanjuti keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) yang menyatakan ganti rugi harus dibayar. “Kasihan masyarakat, mereka berharap bisa mendapatkan ganti rugi secepatnya,” katanya.
Sementara itu, BPLS kemarin sudah mulai perbaiki tanggul di kolam penampungan titik 21 Desa Siring, titik 25 Desa Renokenongo dan titik 35 Desa Pejarakan. Salah satu staff Humas BPLS, Hengky mengatakan, pengerjaan dilakukan untuk mengurangi debit volume lumpur yang terus meningkat di kolam penampungan.
Menurut dia, saat ini memasuki musim hujan dengan volume lumpur mencapai 30-60 meter kubik per hari keluar dari pusat semburan. “Di beberapa titik kami melakukan pengerjaan tanggul dan pengerukan. Pengerukan dan perbaikan tanggul dilakukan dengan menerjunkan lima unit alat berat,” katanya.
Hengky menambahkan, BPLS juga menyiagakan alat berat di titik 42 Desa Besuki Kecamatan Jabon. Namun, di tempat tersebut BPLS tidak melakukan pengerjaan. [iib]

Tags: