Wagub Jatim Emil Dardak Dukung Konsep Agromedis FK Universitas Jember

Wagub Emil Dardak saat menjadi materi dalam sarasehan yang di gelar FK Universitas Jember, Selasa (26/1).

Jember, Bhirawa
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Dardak, mendukung konsep Agromedis yang kini konsisten diusung oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember. Hal ini disampaikan Emil Dardak saat menjadi pemateri sarasehan “Tujuh Mimpi Agromedis Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Melangkah Bersama Wakil Gubernur Jawa Timur” di auditorium FK Universitas Jember (25/1).

Dukungan Emil Dardak terhadap konsep Agromedis cukup beralasan, karena konsep agromedis yang fokus pada permasalahan kesehatan masyarakat pertanian cocok dengan kondisi masyarakat Jawa Timur.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur, sepertiga warga Jawa Timur bermata pencaharian sebagai petani. Jika digabung dengan mereka yang bekerja di bidang industri pertanian maka kontribusi mereka terhadap perekonomian Jawa Timur mencapai 30 persen. “Saya mendukung pilihan FK Universitas Jember mengembangkan Agromedis, sebab belum banyak yang memberikan perhatian secara khusus kepada kesehatan petani kita padahal sumbangsih mereka sangat besar,” ujar Emil Dardak yang hari itu berkunjung ke kampus Tegalboto dengan didampingi Wakil Bupati Jember, KH. MB. Firjaun Barlaman.

Untuk mendukung konsep Agromedis, Wakil Gubernur Jawa Timur menawarkan kerjasama dalam tiga hal dengan FK Universitas Jember. Pertama membekali perawat yang bertugas di Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) dengan informasi dan petunjuk kesehatan hasil kajian di bidang Agromedis yang dilakukan FK Universitas Jember. Kedua membekali para penyuluh pertanian dengan tips keamanan dan kesehatan di bidang pertanian dibantu FK Universitas Jember, dan ketiga memberikan ruang kerjasama di bidang pengabdian kepada masyarakat dengan mahasiswa dan dosen FK Universitas Jember.

Bahkan Wakil Gubernur Jawa Timur mempersilahkan peneliti Universitas Jember untuk memanfaatkan alat penguji kandungan pestisida yang dimiliki UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau (PSMB-LT) yang ada di Jember dalam melakukan riset. Ijin ini diberikan setelah Emil Dardak mendengar pemaparan hasil riset para dosen FK Universitas Jember mengenai bahaya pestisida berlebihan yang terdapat pada produk pertanian seperti sayur dan penggunaan hormon pertumbuhan pada hasil peternakan.

“Pemprov Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan juga memiliki program Pos Upaya Kesehatan Kerja, dimana pos ini memberikan layanan kesehatan bagi karyawan di sebuah perusahaan atau industri tertentu. Di Jember ada sebelas Pos Upaya Kesehatan Kerja yang berada di Puskesmas setempat, saya berharap konsep Agromedis FK Universitas Jember bisa berkolaborasi dengan sebelas Puskesmas tersebut agar para petani mendapatkan layanan kesehatan. Kedua, kami memiliki program pemeriksaan cholinesterase atau pemeriksaan tingkat paparan pestisida pada darah petani di enam kabupaten yang juga terbuka didirikan di Jember,” imbuh Emil Dardak.

Sebelumnya, Dekan FK Universitas Jember, dr. Supangat berkesempatan mempresentasikan konsep agromedis dimana ada tujuh bidang yang dikembangkan, pertama Agro Fit yang membahas kebugaran pelaku pertanian, Agro Safe tentang keamanan kerja di bidang pertanian, Agro Doctor yang berkenaan dengan pendidikan dan kurikulum dokter yang berkecimpung di Agromedis, Agro Health tentang kesehatan masyarakat pertanian serta Agro Psycho yang mendalami kesehatan mentalnya. Ditambah Agro Emergency Unit dan Mobile Agromedis yang memberikan layanan kesehatan bergerak kepada masyarakat pertanian.

“Kami berharap Agromedis juga menjadi pintu masuk bagi penanganan berbagai permasalahan kesehatan lainnya, termasuk masalah stunting serta kematian ibu dan anak dimana ketiganya masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Jember. Pasalnya berdasarkan penelitian yang kami lakukan menunjukkan ada korelasi antara pemakaian pestisida yang berlebihan dengan beberapa kasus kesehatan seperti kematian bayi dan stunting. Pemakaian pestisida yang berlebihan dan cara menggunakannya yang salah dapat mempengaruhi kesehatan petani yang pada akhirnya berkontribusi pada kasus kelahiran bayi cacat. Sementara pada kasus stunting, perubahan hormon pada bayi juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan orang tuanya akibat paparan pestisida yang berlebihan,” tutur dr. Supangat.

Kegiatan dibuka secara daring oleh Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna. Dalam sambutannya Rektor Universitas Jember menyampaikan tujuan pengembangan konsep Agromedis antara lain adalah menciptakan keunggulan sesuai dengan potensi masing-masing perguruan tinggi selain untuk meningkatkan kebermanfaatan Universitas Jember bagi masyarakat khususnya warga Tapal Kuda yang kebanyakan adalah petani. “Oleh karena itu untuk mewujudkan FK Universitas Jember sebagai pusat keunggulan Agromedis di Asia Tenggara di tahun 2025 kami butuh dukungan semua pihak, termasuk Pemprov Jawa Timur,” kata Iwan Taruna. Kegiatan lantas diakhiri dengan penyerahan buku mengenai Agromedis oleh Wakil Rektor III, Prof. Bambang Kuswandi kepada Wakil Gubernur, Emil Dardak dan Wakil Bupati, KH. MB Firjaun Barlaman. (efi.bb)

Tags: