Imbau Dokter IGD Tangani Pasien Secara Cermat

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf melihat alat pacu jantung sebagai salah satu alkes yang dipamerkan pada simposium kedokteran di JW Marriott Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf meminta kepada dokter Intalasi Gawat Darurat (IGD), agar dapat menangani pasien atau penderita secara cermat. Sebab ketelitian dokter IGD di dalam menangani pasien sangat dibutuhkan pada pertolongan pertama dalam menerima pasien di sebuah rumah sakit.
“Peran dokter yang bertugas di IGD dalam menangani pasien harus ditangani secara cermat, akurat dan tepat sasaran,” kata Wagub Saifullah Yusuf, saat membuka Symposium Emergency Dokter di Hotel JW Mariot, Surabaya, Sabtu (27/1).
Kondisi tersebut dimaksudkan, agar dapat menghindarkan pasien dari bahaya kecacatan dan juga kematian yang diakibatkan kurang cermat dan tanggapnya dokter maupun tenaga medis dalam menangani pasien.
“Penanganan di tingkat IGD sangat penting sekali. Penanganan dari dokter dapat menentukan nasib atau nyawa dari seseorang. Biasanya, yang masuk ke IGD adalah orang orang yang mendekati kecacatan atau kematian sehingga harus cepat ditolong dan tertangani dengan baik,” ujarnya.
Melalui Symposium ini, Gus Ipul sapaan akrabnya ingin, keterampilan dan keahlian dari para dokter menjadi meningkat. Terutama, dalam mengatasi dan menangani pasien-pasien ke gawat daruratan.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyinggung sebaran dokter yang lebih banyak berada perkotaan dibandingkan pedesaan. Gus Ipul mengibaratkan kondisi tersebut seperti sebuah pepatah ada gula ada semut. Artinya, daerah perkotaan masih menjadi tempat berkumpulnya dokter dokter ahli dikarenakan segala unsur yang mendukung kebutuhan medis dan segala sumber ada di kota.
Melihat kondisi seperti itu, ia menjelaskan bahwa Pemprov Jatim akan memfasilitasi kebutuhan dokter diantaranya melalui regulasi peraturan, menambah insentif hingga mempersiapkan akses dokter untuk dapat menuju ke lokasi terpencil dan pelosok daerah di Jatim.
Upaya lain yang akan dilakukan adalah dengan mewajibkan dan mengirimkan calon dokter untuk mengabdi di daerah daerah terpencil selama 1-2 tahun dan akan dipermudah aksesnya oleh pemerintah.
“Saya membayangkan, jika nanti akses jalan tol di Jatim tuntas dan menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lainnya akan memberikan motivasi kepada dokter untuk datang ke daerah-daerah terpencil sehingga masyarakat tertangani kesehatannya,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Simposium dr Prihatma dalam laporannya mengatakan, symposium ini bertujuan sebagai wujud pengabdian dokter-dokter kepada bangsa dan negara Indonesia pada bidang kesehatan.
Ia mengatakan, tema symposium kali ini di fokuskan pada aspek pertolongan dalam kondisi kegawat daruratan. Dalam symposium ini akan dijabarkan banyak informasi bahwa kasus kegawat daruratan dapat terjadi di mana saja, menimpa siapa saja dan kapan saja.
“Kasus kegawatdaruratan dapat menyebabkan resiko yang besar jika penanganannya tidak optimal dapat menyebabkan kecacatan dan kematian.  Maka melalui symposium ini, kami ingin memberikan informasi dan pengetahuan kepada dokter dokter beserta cara penanganan kepada pasien secara tepat dan cepat,” pungkasnya. [iib]

Tags: