Wagub Minta Masyarakat Ikut Sukseskan Jatim Bebas Pasung

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf meminta masyarakat turut menyukseskan dan melakukan sosialisasi program Jatim bebas pasung yang ditargetkan pada 2017. Sebab program ini tidak akan bisa sukses tanpa ikut serta masyarakat.
Menurut dia, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia yang diperingati setiap 10 Oktober, hendaknya dijadikan momentum untuk membuat seluruh daerah di Jatim tak lagi ada pasung. “Mari bersama sukseskan Jatim bebas pasung, terutama yang disebabkan kesehatan jiwa,” katanya, Senin (10/10).
Berdasarkan data yang dimilikinya hingga September 2016, pasien terbebas dari pasung sebanyak 867 jiwa, pasien dalam perawatan di Puskesmas, RSJ dan RSU sebanyak 436 jiwa, serta pasien yang masih terpasung sebanyak 753 jiwa. “Ke depan, kami terus melakukan upaya agar pasien seluruhnya bebas pasung. Tentu ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari warga, termasuk peran saat berada di lingkungan masyarakat,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Seluruh penderita itu sudah terekam dalam data pasung elektronik (e-Pasung) untuk mengidentifikasi, pendampingan dan pengobatan secara tepat. Melalui data pasung elektronik bisa dipetakan wilayah dan terus memantau perkembangan penderita gangguan jiwa dengan harapan cepat mendapatkan penanganan.
Namun, data melalui pasung elektronik ini tidak dipublikasikan untuk menjaga psikologi korban karena stigma masyarakat selama ini seringkali memojokkan sehingga berpengaruh pada kehidupannya. Bahkan dikhawatirkan mempersulit mencari pekerjaan maupun jodoh karena stigma negatif dari masyarakat.
Sementara itu, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut sempat mengunjungi Mei Dias Jati Irawan (7), warga Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban yang diinformasikan dipasung oleh neneknya di rumah.
Namun saat didatangi, ternyata Mei Dias tidak dalam keadaan terpasung, bahkan berada di pangkuan sang nenek yang meluruskan kabar bahwa cucunya tidak dipasung, melainkan diikat sementara ketika dirinya keluar rumah untuk beraktivitas.
Melihat kondisi seperti itu, Gus Ipul memerintahkan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, untuk berkoordinasi dan memeriksakan kesehatan Mei Dias, termasuk akan disekolahkan di sekolah luar biasa agar mendapat pendidikan layak.

Dinkes Kurangi Kasus
Dinkes Jatim mengajak seluruh kabupaten/kota agar melaksanakan gerakan bebas pasung guna mengurangi kasus pasung dan memanusiakan penderita.
“Gubernur sudah membuat program Jatim bebas pasung, diharapkan pemerintah kabupaten/kota bisa bersama-sama wujudkannya,” kata Kepala Dinkes Jatim dr Kohar Hari Santoso, Senin (10/10).
Kohar mengatakan dari total 2.274 pasien pasung yang berhasil dibebaskan sebanyak 867 orang. Sedangkan untuk pasien dalam perawatan di Puskesmas, RSJ dan RSU sebanyak 436 . “Saat ini masih punya pekerjaan rumah membebaskan 753 orang yang terpasung,” tuturnya.
Menurutnya, untuk membebaskan kasus pasung bukan pekerjaan mudah. Diperlukan beberapa program dalam menanganinya seperti kerjasama lintas sektor, promosi kesehatan jiwa, deteksi dini gangguan jiwa, pengobatan pasien gangguan jiwa dan rahabilitasi kepada pasien gila.
Selain itu yang terpeting adalah tindakan preventif yang dilakukan masyarakat. ”Jika masyarakat melakukan tindakan preventif dapat dipastikan pasien baru gangguan jiwa berkurang,” katanya.
Sementara itu Kadinsos Jatim Sukesi mengatakan untuk mewujudkan Jatim bebas pasung, Dinsos Jatim telah menerapkan sistem e-Pasung dengan  mendata secara online by name by address penderita gangguan jiwa psikotik yang ada di 38 kabupaten/kota di Jatim.  “Sistem e-Pasung ini mendukung programgubernur untuk mewujudkan Jatim bebas pasung pada akhir 2017 mendatang, ” katanya.
Ia mengatakan, diberlakukannya program e-Pasung, nantinya penderita gangguan jiwa di Jatim akan dicatat secara online. Mereka akan dipantau oleh tim relawan pendamping, sehingga bisa diobati sampai penyakitnya sembuh dan bisa kembali hidup membaur dengan masyarakat.
“Nantinya data mengenai penderita gangguan jiwa yang dipasung akan by name dan address sehingga kami bisa melakukan pemantauan dan mengetahui perkembangan penderita gangguan jiwa di Jatim. Jangan sampai mereka tidak mendapatkan pengobatan dan terus dipasung,” tandasnya.
Sistem e-Pasung sendiri dirasa membantu mempermudah mengobati  penderita gangguan jiwa di Jatim. Mereka yang terdata menderita gangguan jiwa bisa segera dikirim ke rumah sakit jiwa di RSJ Menur dan RSJ Lawang untuk diobati sampai sembuh. Data penderita gangguan jiwa yang dikirim relawan secara online itu bisa sewaktu-waktu di-update oleh pemerintah. [iib,dna]

Tags: