Wahid Foundation Deklarasikan Kampung Damai

Ibu-Ibu warga Desa Candirenggo, Kec Singosari, Kab Malang, saat mengikuti kegiatan Kampung Damai yang digelar Wahid Foundation.

Kab Malang, Bhirawa
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat yakni Wahid Foundation telah mendeklarasikan Kampung Damai di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Deklarasi yang digelar tersebut, bertujuan untuk menangkal radikalisme dan terorisme, yang sekaligus mendorong toleransi melalui program pemberdayaan perempuan di desa.
“Wahid Foundation menerapkan program berbasis perempuan sebagai aktor perdamaian dan menggerakkan multi stakeholder ditingkat pemerintah desa, hal ini agar semakin sadar dalam mencegah terjadinya ancaman kekerasan di level desa,” terang Koordinator Program Wahid Foundation Andy Irfan, Rabu (20/12), kepada wartawan, usai menggelar Deklarasi Kampung Damai, di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Ia juga menegaskan, program Kampung Damai sudah digulirkan sejak awal tahun 2017. Dan program tersebut tidak hanya dilakukan di Jawa Timur (Jatim) saja, namun juga kita lakukan di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar). Wahid Foundation memang menekankan pada pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan perempuan, yakni melalui penguatan ekonomi dan peningkatan kapasitas.
“Adapun sejumlah desa di Malang Raya yang mendapatkan manfaat program ini, yakni untuk Kota Malang di wilayah Kecamatan Klojen. Sedangkan untuk di Kabupaten Malang kita tempatkan di wilayah Kecamatan Lawang dan Kecamatan Singosari. Serta di Kota Batu kita tempatkan di wilayah Kecamatan Kepanjen dan Kecamatan Bumiaji,” Papar Andi.
Dijelaskan, program Kampung Damai itu, pihaknya dalam hal ini melakukan pendampingan kepada kelompok ibu-ibu, sekaligus memperkuat kapasitas sebagai aktor perdamaian, yang dimulai dari wilayah desanya. Sebab program ini, juga sebagai salah satu dalam menghadang dan menangkal terjadinya kekerasan dan isu agama.
“Untuk itu, Wahid Foundation berusaha mendorong semangat toleransi, karena dengan memiliki toleransi yang tinggi, maka merupakan langkah strategis mencegah ancaman kekerasan dari level terendah, yakni desa,” tegas dia.
Selama program ini berlangsung, lanjut Andi, perempuan ke depannya diharapkan mampu menggerakkan multi stakholder bersama tokoh agama dan aparat agar lebih sadar tentang bahaya dan ancaman kekerasan. Sehingga dalam konteks itu, pihaknya juga melakukan pemberdayaan ekonomi di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, untuk melatih ibu-ibu dengan dibuatkan gerai Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain berfungsi sebagai promosi produk UKM juga menjadi pusat informasi Kampung Damai.
“Ini kami lakukan, untuk mengurangi faktor pendorong orang melakukan tindak kekerasan. Sementara kekerasan terjadi karena faktornya bisa kesulitan dan kerentanan ekonomi, yaitu kemiskinan.Namun, dengan adanya keberadaan UKM, maka hal itu bisa diharapkan untuk mencegah terjadinya kekerasan,” katanya.
Di sisi lain, masih dikatakan Andi, kelompok pelaku kekerasan kerap masuk dari sektor ekonomi. Sehingga areal konflik semakin keruh lantaran desakan kebutuhan ekonomi. Dan itu sebabnya, Wahid Foundation mendorong dari desa, yakni dengan tujuan mengombinasikan penguatan ekonomi dan penguatan gender. [cyn]

Tags: