Wahid Wahjudi: Daerah Harus Punya Grand Design Penanganan Bencana

Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo bersama OPD Terkait empat Kabupaten saat koordinasi penanganan pasca bencana dengan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov.Jatim Wahid Wahyudi, diruang kerjanya, kemarin.

(Bakorwil V Jember Koordinasikan Penanganan Pasca Bencana ke Provinsi Jatim)

Jember, Bhirawa

Bakorwil V Jember koordinasikan penanganan pasca bencana alam diwilayah kerjanya dengan Pemprov Jawa Timur. Ini dilakukan agar penanganan pasca bencana diwilayah Kab. Banyuwangi, Kab.Probolinggo, Kab. Lumajang dan Kab. Jember menjadi prioritas.
“Bencana terjadi di empat Kabupaten (Banyuwangi, Probolinggo, Lumajang dan Jember) akibat luapan sungai dibawah kewenangan Pemprov Jatim. Sehingga perlu dikoordinasikan dengan Pemprov Jawa Timur dalam hal penanganannya,” ujar Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo saat koordinasi dengan Asisten Perekonomian dan Pemerintahan Setprov Pemprov Jatim Wahid Wahyudi , kemarin.
Tjahjo mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi di Kab. Banyuwangi terjadi bulan Juli 2018 yang mengakibatkan sungai dan jembatan rusak. Sehingga dibutuhkan normalisasi sungai Badeng yang melintas di Kec.Songgon, Singojuruh, Rogojampi dan Kec. Blimbingsari. Mohon hal ini menjadi prioritas, karena dikawatirkan terjadi bencana serupa yang lebih parah.” Beberapa waktu lalu, Komisi E DPRD Jawa Timur turun ke lokasi dan dimungkinkan adanya normalisasi sungai dan perbaikan jembatan. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya,” ujar Kepala Bakorwil V Jember yang hadir bersama bersama OPD Teknis 4 Kabupaten tersebut.
Diwilayah Kab. Probolinggo, terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia, puluhan rumah hanyut, serta jembatan yang menghuhungkan Kab.Lumajang dan Jember rusak parah.”Sehingga dibutuhkan normalisasi sungai pekalen dan relokasi 11 rumah penduduk yang hanyut. Pemkab siap untuk membangun asal tanahnya sudah tersedia,” ungkapnya.
Begitupula diwilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Di Kabupaten Lumajang tepatnya di Desa Rowokangkung terjadi banjir genangan setiap tahunnya, akibat banyaknya tangkis sungai yang rusak .” Setiap tahun sudah diperbaiki secara sporadis, dan masih banyak tangkis sungai yang rawan jebol. Bupati Lumajang meminta agar dibangun tangkis secara permanen yang memungkinkan menggunakan APBD Provinsi dan Pusat,” tandasnya. Sedang tangkis kali tanggul di Kecamatan Kencong Kab.Jember yang jebol beberapa waktu lalu, kini sudah dalam penanganan. Namun Tjahjo meminta agar dilakukan pembangunan tangkis yang permanen, karena banyak tangkis yang rawan jebol.
Sementara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim Wahid Wahyudi merespon langkah Bakorwil V Jember yang kooperatif terhadap persoalan bencana alam diwilayah kerjanya. ” Koordinasi ini dalam rangka mencari solusi terkait penanganan pasca bancana alam diwilayah Bakorwil V Jember. Langkah ini patut diapresiasi, karena sesuai dengan slogan Guberbur Jawa Timur yang baru Ibu Khofifah, Cepat Efektif Efisien Tanggap Transparan dan Responsif (CEETTAR) dan ini bagian responsif Bakorwil Jember dalam penanganan pasca bencana,” ujar Wahid Wahjudi mengawali pembicaraan.
Wahid mengaku, hasil koordinasi ini nantinya akan disampaikan kepada Gubernur, sebagai bahan masukan.” Nanti hasil rapat koordinasi akan kami sampaikan kepada Gubernur sebagai masukan,” kata mantan Keadishub Pemprov Jatim ini.
Menurut Wahid, lambatnya penanganan bencana diwilayah selama ini,  karena tidak adanya grand design yang dimiliki oleh daerah dalam hal mengantisipasi dan penanganan pasca bencana.
” Ini tugas dari Bappeda dalam menyusun grand design dimasing-masing daerah. Bagaimana grand design antisipasi bencana longsor beserta penanganannya, grand design banjir bandang dan penangananya. Termasuk grand design anggaran, mana yang harus ditangani APBD, APBD I dan grand design anggaran yang harus diusulkan ke pusat,” ujarnya.
Oleh karena itu, Wahid Wahyudi berharap Bappeda dimasing-masing daerah untuk menyusun grand design khusus penanganan bencana. Sehingga responsif pemerintah terhadap bencana alam dimasing-masing daerah dapat segera tetangani.” Bakorwil tinggal komunikasi dengan daerah terkait grand design itu,” tandasnya. Terkait ketersediaan lahan untuk 11 rumah masyarakat Kec. Tiris yang terdampak bencana banjir bandang, sudah disediakan oleh Perhutani. ” Dibutuhkan 1,100 m3 lahan untuk 11 rumah dan sudah dipersiapkan oleh perhutani, tinggal Bupati mengajukan permohanan ke Perhutani,” pungkasnya.(efi)

Tags: