Wajah Lingkungan Hidup Jadi Refleksi Tahun 2016

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Kota Malang, Bhirawa
Wajah lingkungan hidup Indonesia di tahun 2016, menjadi perhatian khusus bagi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kondisi lingkungan yang dianggab bopeng, dijadikan sebagai refleksi akhir tahun.
Humas UMM bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) UMM menggelar UMM Gazebo Forum , bertema “Wajah Bopeng Lingkungan Hidup Indonesia 2016 dan Mimpi 2017”, Sabtu (24/12) kemarin di gazebo taman Perpustakaan kampus setempat.
Tiga narasumber dihadirkan pada kegiatan ini yaitu pakar lingkungan Dr Abdulkadir Rahardjanto MSi, Redaktur Opini Koran Sindo Pangeran Ahmad Nurdin dan Kepala PSLK UMM Husamah MPd.
Abdulkadir, yang berkesempatan menjadi pemateri pertama menyoroti lingkungan hidup sebagai satu kesatuan ruang dengan manusia dan perilakunya. Menurutnya, manusia kerap lupa bahwa mereka hidup di tempat dimana jika ia merusak lingkungan, sama halnya merusak diri sendiri.
“Lingkungan yang rusak secara otomatis akan merugikan kita juga. Oleh karena itu, penting untuk kita membangun pemahaman pada masyarakat bagaimana menyayangi lingkungan, karena itu sama halnya dengan menyayangi diri sendiri,”ujar dosen Prodi Pendidikan Biologi UMM ini.
Sementara itu, Pangeran Ahmad Nurdin, menyatakan seringkali media hanya mengangkat isu lingkungan bila sudah timbul masalah. Padahal, tema lingkungan dapat diulas lebih luas tak sekedar ketika ada masalah terjadi, bencana misalnya.
“Indonesia itu kaya. Hanya saja kita belum secara efektif memanfaatkan dan menyelematkan. Lingkungan belum dianggap poin yang memberikan dampak positif secara finansial. Padahal, lingkungan memiliki banyak potensi, contohnya sebagai sektor pariwisata. Baru-baru ini saja masyarakat mulai tersadar mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan,” urai Pangeran.
Saat ini, lanjutnya, tantangan terberat ialah bagaimana menjadikan isu lingkungan menjadi sesuatu yang menarik. UMM Gazebo Forum dinilai Pangeran sebagai aktivitas yang dapat menyatukan beragam pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan.
“Para akademisi berkontibusi pada lahirnya inisiasi semangat memperbaiki lingkungan,” tambahnya.
Melengkapi kedua narasumber, Husamah dalam paparannya menguraikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dimiliki UMM sebagai bukti nyata partisipasi peduli lingkungan. PLTMH UMM menyumbang 15 sampai 20 persen energi alternatif untuk kepentingan operasional sehari-hari.
Tanaman yang hidup di lingkungan kampus 3 UMM juga memberi sumbangsih untuk menyerap karbondioksida sebesar 123 ton per tahun. Selain itu, terobosan QR code pada pohon UMM yang September lalu dikatakan Husamah akan segera diluncurkan, kini telah terealisasi.
Pohon-pohon di UMM kini telah dilengkapi QR code yang bisa dengan mudah discan untuk mengetahui informasi lengkapnya. PSLK secara kontinyu akan menggalakkan pernyataan “kumpulkan sampah pada tempatnya” dan bukan lagi “buang sampah pada tempatnya”.
“Kalau dibuang saja, nilai manfaat sampah bisa hilang. Sedang, dengan dikumpulkan sebenarnya sampah masih punya nilai manfaat. Ini adalah aplikasi dari slogan 3R, reduce, reuse, recycle,” imbuhnya. [mut]

Tags: