Wakil Dubes Australia Pantau Inovasi Sekolah

Wakil Dubes Australia pantau perkembangan program INOVASI.

Probolinggo, Bhirawa
Wakil Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Allaster Cox, melakukan kunjungan di SDN Sukodadi 2 Kecamatan Paiton. Kunjungan ini dilakukan untuk melihat perkembangan program INOVASI (Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia) di salah satu sekolah mitra program tersebut dan bertemu langsung dengan para mitra program mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas serta perwakilan Pemerintah Daerah.
Wakil Dubes Australia Allaster Cox didampingi Provincial Manager East Java Silvana Erlina dan rombongan tiba di SDN Sukodadi 2 Kecamatan Paiton. Kedatangannya diterima oleh Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi serta para guru, kepala sekolah dan pengawas dari Kecamatan Paiton dan Sukapura.Melihat-lihat dari dekat inovasi yang dilakukan oleh SDN Sukodadi 2, SDN Sukapura 3 dan MI Az-Zainiyah III.
Fathur Rozi, mengucapkan terima kasih karena program INOVASI ini sangat bermanfaat. Program ini mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kabupaten Probolinggo, baik melalui literasi maupun multigrade (kelas rangkap). Oleh karenanya, program INOVASI ini bisa terus dilakukan dan lebih ditingkatkan.
“Demi keberlanjutan program ini, kami sudah menyiapkan kegiatan serupa pada tahun 2020 mendatang. Sebab kami merasa program ini sangat bagus diterapkan demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Probolinggo. Kami mengharapkan momentum ini menjadi sebuah pencerahan untuk saling berbagi pengalaman yang dialami oleh teman-teman sekaligus ada masukan bagi semua,” katanya.
Wakil Dubes Australia Allaster Cox mengatakan tujuannya datang ke Kabupaten Probolinggo adalah untuk melihat sejauh mana implementasi program INOVASI. Pihaknya menginginkan bagaimana program ini dilaksanakan secara integrasi.
“Kami sangat senang karena program INOVASI disini bisa diimplementasikan dengan baik. Program ini dilakukan untuk membantu meningkatkan mutu pelajaran untuk bahan mengajar anak-anak di sekolah,” katanya.
Menurut Allaster Cox, yang penting ketrampilan dan pengetahun guru semakin meningkat. Bagi guru yang masih kurang pengetahuannya harus ada pelatihan sesuai kebutuhan masing-masing sekolah dan outputnya adalah meningkatnya mutu dan kualitas anak sekolah, khususnya sekolah dasar. Kalau dasarnya tidak baik maka tidak akan dapat membangun sebuah bangunan dengan tangguh.
“Untuk mewujudkan mutu dan kualitas pendidikan ini harus ada observasi guru dan kerjasama antara guru sehingga mampu melahirkan gagasan baru untuk meningkatkan keterampilan guru. Serta meningkatkan literasi untuk anaknya dan untuk meningkatkan motivasi guru dalam memberikan pelajaran yang lebih baik untuk memberikan satu suasana pembelajaran dalam satu lingkungan yang lebih baik bagi anak,” jelasnya.
Kepala SDN Sukapura 3 Kaswandi Hadi mengatakan program INOVASI melalui multigrade membawa dampak yang luar biasa baik guru, murid maupun wali muridnya. Bersama INOVASI banyak sekali perubahan. Sekarang guru dan murid belajar bersama INOVASI bisa menggairahkan guru dan memahami kompetensi dasar. “Guru-guru saat ini sudah kaya inovasi. Guru merasa bangga ketika mampu mengajari anak didiknya dengan baik,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala SDN Sidodadi Sukeni, Menurutnya, dengan adanya program INOVASI berupa literasi keberadaan KKG bisa lebih hidup dan lebh aktif serta terarah. Banyak ilmu yang diperoleh yang dapat diterapkan di sekolah. Setiap kegiatan KKG pasti ada pendampingan untuk dapat menerapkan ilmunya.
“Program Literasi ini dampaknya juga sangat terasa untuk guru agar lebih termotivasi untuk memberikan inovasi bagaimana pembejalaran lebih baik dan terarah dengan strategi dari pembelajaran yang ada untuk meningkatkan kemampuannya. Dari siswa, mereka bisa mengasah kemampuannya masing-masing,” ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut, para guru dari Kecamatan Sukapura dan Paiton menampilkan hasil karya dan inovasi mereka khususnya dalam bidang literasi dan penerapan kelas rangkap. Para guru dari Kecamatan Sukapura menunjukkan bagaimana mereka mengimplementasikan kelas rangkap melalui pemetaan kurikulum sehingga dua kelas dapat belajar bersama-sama dalam satu kelas.
Sementara para guru dari Kecamatan Paiton menjabarkan tentang implementasi literasi, salah satunya adalah Klinik Baca yang mereka buat untuk menangani siswa kelas awal yang masih mengalami kesulitan membaca agar dapat lebih mahir membaca dan memahami isi bacaan. [wap]

Tags: