Wakil Wali Kota Probolinggo Promosikan Potensi Ekonomi dan Mangga

Wawali Subri promosikan mangga Probolinggo. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Kota Probolinggo menjadi tuan rumah pertemuan antar Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Bakorwil V Jember. Kegiatan yang berlangsung di restoran milik resort yang berlokasi di hutan mangrove Mayangan itu berlangsung selama 2 hari. Sebagai tuan rumah, Wakil Wali Kota Probolinggo Muchammad Soufis Subri promosikan potensi ekonomi dan mangga kota Probolinggo.
Dalam sambutan selamat datangnya, Wawali mengucapkan terima kasih kepada Kepala Bakorwil V Jawa Timur di Jember yang telah memilih Kota Probolinggo sebagai lokasi pertemuan. “Kalau disebut sebagai tuan rumah, saya lebih pas disebut sebagai tuan lokasi.
Terkait dengan lokasi, Pak Tjahjo tidak salah memilih tempat di Kota Probolinggo. Kota Probolinggo ini luar biasa pak, karena memiliki potensi-potensi tidak hanya terkait dengan wisata, tapi terkait dengan ekonomi. Kota Probolinggo mau tidak mau menjadi connecting untuk wilayah Bakorwil V. Kami punya tol, punya stasiun, dan yang paling penting kami punya laut yang luar biasa di mana grand desainnya oleh Propinsi nanti akan menyamai Tanjung Perak di Surabaya, yang nanti kedalamannya akan mencapai 20 meter,” ungkap Subri.
“Banyak sekali potensi wisata di Kota Probolinggo yang bisa di explore. Seperti Gereja Merah hanya ada dua di dunia. Satu di Belanda, dan satunya ya di Kota Probolinggo. Namun yang kita harus pikirkan bagaimana potensi ekonomi pasca dibangunnya tol ini. Mungkin Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Jember belum terasa dampaknya.
Tapi bagi Probolinggo baik Kota maupun Kabupaten, dan Lumajang sudah mulai terasa. Tidak hanya masalah okupansi, tidak hanya masalah kuliner, tapi sekarang orang Probolinggo itu, misalkan punya uang 1 juta, tidak mau lagi beli sepatu di Probolinggo. Belinya di Surabaya, karena hanya butuh waktu 1,5 jam, dan pilihannya banyak,” ujar Subri.
“Dulu tol dibangun harapannya hotel kita akan semakin penuh. Sekarang terbalik. Begitu tolnya rampung, yang menginap justru berkurang. Karena akhirnya mereka berfikir, dari pada menginap, lebih baik pulang, karena hanya 1 sampai 1,5 jam ke Surabaya,” tandas Subri.
Kepala Bakorwil V Jawa Timur di Jember, R. Tjahjo Widodo dalam kesempatan itu mengenalkan salah satu calon investor yang datang dari Kanada, Paul. Paul sendiri dalam kesempatan itu menegaskan pihaknya bersedia menjadi investor untuk pembangunan rumah sakit, hotel bintang 4 ke atas, jalan tol, pelabuhan. Namun Ia menegaskan ia akan berinvestasi asal tanah yang digunakan jelas, surat-surat pendukungnya juga jelas.
Dalam kesempatan itu, tampak hadir Wakil Bupati Probolinggo, dan Ketua DPRD Kabupaten Jember. Juga beberapa pejabat dari Propinsi Jawa Timur, Kepala Bank Indonesia wilayah Jawa Timur.
Penggagas Festival Mangga, Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan, pihaknya berharap masyarakat Kota Probolinggo bisa lebih kreatif dalam mengolah dan berkreasi dengan bahan dasar mangga sehingga hasil olahan mangga itu, bisa menjadi produk unggulan. Terutama bagi para pelaku UKM di kota ini.
Dengan demikian, gerak perekonomian warga bisa terangkat, melalui produk-produk olahan mangga. Sementara di sisi lain, ikon Kota Probolinggo juga kembali eksis, jelas Subri.
Dalam upaya mengangkat kembali Ikon Kota Probolinggo, yang dikenal dengan buah mangganya, yang sudah lama tenggelam, setiap tahun menggelar Festival Buah Mangga dan Kuliner Unik dari buah mangga yang di ikuti oleh ratusan UKM.
Event tersebut mendapat respon positif dari para peserta, bahkan peserta juga meminta kepada pemerintah Kota Probolinggo agar bisa mengangkat kembali ikon Kota Probolinggo sebagai Kota Mangga yang sudah lama tenggelam bahkan tidak tersentuh agar diangkat kembali agar ikon kota mangga tidak di klaim oleh daerah lain, paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, buah mangga ini merupakan buah unggulan Kota Probolinggo. Mangga Kota Probolinggo ini sangat luar biasa, bisa dijadikan beraneka ragam jenis olahan yang sangat berkreasi. “Mangga bisa diolah menjadi olahan olahan produk makanan basah mapun kering. Jadi melalui festival ini masyarakat Kota Probolinggo bisa berkreasi untuk mengolah buah mangga menjadi makanan ringan, snack dan makanan basah seperti pitza buah mangga, cake dan olahan lainnya,” ungkapnya.
Wawali Subri berharap kedepan, karena Kota Probolinggo adalah sebagai Kota yang memiliki Ikon buah mangga tentunya olahan buah mangga merupakan kreatifitas unggulan dan bisa menjadi produk unggulan.
“Kota Probolinggo banyak UKM yang sudah berjalan selama ini yang belum tersentuh, belum terhimpun, belum terwadahi. Dengan festival ini bisa memberikan suatu motivasi dan menjadi wadah, sehingga mereka bisa terus berkerja, berkreasi, untuk mengembangkan perekonomian, khususnya melalui UKM,” jelasnya.
UKM di Kota Probolinggo ini, kata Subri sangat luar biasa, walaupun kotanya kecil tapi skill dan ketrampilan dari kreatifitas warga Kota probolinggo ini luar biasa. Melalui olahan buah mangga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya Kota Probolinggo, tambahnya.(Wap)

Tags: