CPM sendiri bersifat business-to-business (b to b), yang berarti para pembeli adalah pelaku sektor industri tekstil, seperti butik. Namun tak tertutup kemungkinan terjadi transaksi reatail, saat pameran berlangsung.
Tahun lalu, empat label yang dibawa Indonesia ke Moskow, yaitu Itang Yunasz Ready to Wear, Alleira Batik, Ardistia New York, dan Warnatasku. Tak sembarangan, keempat label ini terpilih setelah melalui beberapa proses seleksi.
Menurut Elly Mashitoh, pasar di Russia dan Eropa Timur pada umumnya masih sangat terbuka lebar. Tujuan ikut pameran tentu saja membuka pasar baru bagi produk fashion Indonesia. Huraira Leather Bag diikutkan sebab tas adalah bagian / asesoris dari fashion tersebut.
“Memang tidak bisa dalam satu kali pameran langsung terjadi transaksi, buyer akan menilai apakah produk kita di Indonesia sendiri sudah setle (mantap, red). Tahun lalu, produk ready to wear milik Itang Yunasz sampai menolak order. Ini transaksi b to b, jadi ketika ada order 2.000 potong, Itang Yunasz harus menolak-nolak kewalahan,” kisahnya.
Khusus produk HLB, Elly Mashitoh menaruh harapan besar tas (clutch) spesial HLB yaitu tas lukisnya akan menuai sukses di Moscow. “Cluth paintingnya sangat unik, esklusif dan kualitasnya premium, sangat layak untuk dipamerkan di level internasional,” tandasnya. [iib]