Wali Kota Batu Dorong Pemdes Tekan Angka Silpa Dana Desa

Foto: Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko saat mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sebuah acara di Hotel Orchid Kota Batu, Selasa (16/3).

Pemkot Batu, Bhirawa
Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi terus mendorong pemerintah desa (Pemdes) di Kota Batu untuk lebih semanat sekaligus kreatif dalam menggerakkan pembangunan desa.

Hal ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa (DD) yang bernilai miliaran Rupiah. Wali kota tak ingin ada silpa dalam pemanfaatan DD di masing- masing desa.

Kota Batu yang memiliki 19 desa memiliki anggaran dana desa cukup tinggi. Setiap desa memiliki dana desa terendah Rp 4 miliar, dan tertinggi mencapai Rp7 miliar.

“Dana desa tertinggi sebesar Rp7 miliar ini ada di Desa Giripurno. Jika ditambah dengan silpa DD tahun sebelumnya maka desa ini bisa memiliki DD hingga Rp10 miliar,” ujar Dewanti saat mengikuti acara Pemprov Jatim di Hotel Orchid Kota Batu, Selasa (16/3).

Dengan situasi ini walikota mendorong kepada pemdes di Kota Batu untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan rencana pembangunan desa yang memanfaatkan DD. Hal ini bertujuan untuk menekan angka silpa anggaran DD yang telah diberikan kepada masing- masing desa.

“Untuk itu Kepala Desa juga dituntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi yang ada di desanya masing- masing,” pinta Dewanti.

Wali kota tidak memungkiri adanya pandemi Covid-19 ikut mempengaruhi pelaksanaan pembangunan di Kota Batu. Selain itu masa pandemi juga ikut menaikkan angka kemiskinan di kota ini.

Adapun yang menaikkan angka kemiskinan di Kota Batu adalah adanya tingkat pengangguran terbuka yang melonjak akibat pandemi. Jika awalnya angka pengangguran terbuka di kota ini tak mencapai 3 persen, saat ini melonjak menjadi 5,9 persen, bahkan hampir 6 persen.

“Untuk mengantisipasi angka pengangguran ini, pemkot akan memberikan perhatian lebih kepada para pengusaha. Hal ini untuk mencegah adanya PHK, dan sekaligus bisa mempekerjakan kembali karyawannya,” jelas Dewanti.

Wali kota perempuan pertama di Kota Batu ini mengaku optimisi jika normalisasi perekonomian di kotanya bisa segera terealisasi. Karena saat ini penanganan Covid-19 di Kota Batu sudah menunjukkan situasi yang kondusif.

Saat ini angka covid-19 aktif hanya menyisakan angka 16 pasien saja. Hal ini dikarenakan tingkap kesembuhan yang tinggi, yakni di atas 90 persen. Namun yang menjadi keprihatinan bersama tingkat kematian di Batu juga cukup tinggi.

“Kematian tinggi ini dikarenakan warga enggan memeriksakan diri ke rumah sakit ketika mengalami gangguan kesehatan. Dan ketika ybs terindikasi positif Covid-19, penanganan yang dilakukan sudah dalam kategori terlambat,” tandas Wali Kota. [nas]

Tags: