Wali Kota Batu Resmikan Pesantren Rakyat Blumbang Macari

Suasana peresmian Pesantren Rakyat Blumbang Macari oleh Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Kamis (31/1)

Kota Batu,Bhirawa
Wali kota Batu, Dewanti Rumpoko mengaku ketiban rejeki dalam upaya pengembangan pendidikan di Kota Batu. Karena dalam masa kepemimpinannya yang masih setahun sebagai Walikota, dirinya telah beberapa kali meresmikan Pesantren di Kota Wisata ini. Kamis kemarin (31/1) Dewanti kembali meresmikan pesantren yang kali ini merupakan hasil pengembangan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum Kota Batu.
Diketahui, untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pendidikannya, MI Darul Ulum Kota Batu mengembangkan Pesantren Rakyat. Dan Pesantren Rakyat ini merupakan sebuah metode pendidikan Islam yang berpusat di Sumber Pucung, Kabupaten Malang dan sudah memiliki 131 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan dengan peresmian kemarin maka Pesantren Rakyat MI Darul Ulum ini menjadi cabang ke-132.
“Saya sebagai wali kota seperti mendapatkan rejeki, beberapa kali saya sudah meresmikan Pondok Pesantren. Pendidikan Dasar sangat penting untuk anak-anak kita, Pemkot Batu mendukung, niat baik mendidik Insya Allah barokah,” ujar Dewanti Rumpoko, Kamis (31/1).
Ikut hadir dalam peresmian Pesantren Rakyat oleh Walikota kemarin antara lain, tokoh NU Batu Gus Sirodjudin, tokoh Muhammadiyah Batu Nurbani Yusuf, Ketua Ikatan Sarjana NU (ISNU) Kabupaten Malang H.Abdullah Almansuruddin, Ketua PW ISNU Jatim Prof.Dr.Mas’ud Said, dan beberapa tokoh lintas agama.
Kepala MI Darul Ulum, Ulul Azmi menjelaskan bahwa Pesantren Rakyat yang diresmikan kali ini lokasinya berada di Blumbang Macari tak jauh dari lokasi MI Darul Ulum, Jl Lahor Kota Batu.
Pesantren Rakyat ini dilasanakan dengan menggunakan pendekatan pelestarian alam dan mengikuti kebutuhan religi masyarakat sekitar Blumbang Macari.
“Pesantren Rakyat ini merupakan pengembangan Madrasah Darul Ulum. Kita ingin menyederhanakan arti Pesantren yang begitu sakral dimana nantinya yang menjadi santri adalah rakyat. Awal sasaran kita adalah ibu-ibu wali murid yang mengantarkan anak-anak sekolah, kemudian warga sekitar MI, dan juga para siswa MI,” jelas Azmi.
Pesantren Rakyat ini menggunakan lahan seluas 1665 meter persegi yang merupakan tanah waqaf dari Ibu Khomsatun. Tidak ada bangunan beton di Pondok Pesantren ini, yang ada adalah pondok gubuk yang terbuat dari kayu.
“Di tanah ini terdapat sebuah blumbang atau kolam dengan 10 sumber mata air. Karena itu kita sebut Pesantren Rakyat ini Kawasan edukasi alam dan konservasi mata air,” tambah Azmi.
Sementara itu penggagas Pesantren Rakyat, KH Abdullah Sam S.Psi mengatakan bahwa Pesantren Rakyat merupakan metode pengajaran Islam dengan menggunakan kurikulum kerakyatan berbasis kearifan lokal. Siapa saja bisa menjadi santri Pesantren Rakyat ini, orang bertatto, mantan narapidana, orang yang suka minum-minuman keras boleh menjadi santri Pesantren Rakyat ini.
“Agama dan budaya harus menyatu, intinya dimana pun kita, di warung kopi di tempat wisata harus ada kalimat Tauhid, kita wajib menjaga kearifan lokal dan menunjukkan Islam Rahmatan Lil Alamin,” kata Abdullah Sam.
Ditambahkan Ketua PW ISNU Jatim, Prof.Dr.Mas’ud Said bahwa metode pengajaran pesantren itu mendidik setiap siswa antau santri menjadi sosok yang kuat secara mental keilmuan. Dan diharapkan tidak ada kekhawatiran dari warga sekitar Pesantren Rakyat karena setiap santri pasti memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik.
“Setiap santri itu selalu diajari neriman, makan enak manut, rodo gak enak yo gelem, disuruh puasapun juga mau.Karena itu seorang santri dibentuk bisa menerima semua keadaan sehingga dipastikan santri itu kuat dan tahan banting,”ujar Mas’ud.(nas)

 

Tags: