Wali Kota Batu Sayangkan Daerah Berpikir Egosentris

Wali Kota Batu membuka Musrenbang RKPD Kota Batu tahun 2017 yang dihadiri Kepala Bappeda Jatim, Ketua DPRD, Rektor UIN Malang, serta seluruh SKPD dan seluruh stakeholder di Kota Batu (supriyanto/bhirawa)

Wali Kota Batu membuka Musrenbang RKPD Kota Batu tahun 2017 yang dihadiri Kepala Bappeda Jatim, Ketua DPRD, Rektor UIN Malang, serta seluruh SKPD dan seluruh stakeholder di Kota Batu (supriyanto/bhirawa)

Kota Batu, Bhirawa
Banyaknya daerah yang masih berpikir egosentris disayangkan oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur M Fattah Yasin. Sebab dengan pikiran semacam itu, maka dengan sendiri akan menghambat pembangunan daerah dan nasional.
Hal ini diungkapkan Fattah Yasin saat menghadiri Musrenbang RKPD Kota Batu tahun 2017 di Hotel Horison Kota Batu, Senin (21/3).
Menurut Yasin, Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang mulai tingkat desa/kelurahan, kecamatan, Kota, Provinsi hingga nasional dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan dengan pendekatan potensi lokal. Dengan Musrenbang tersebut diharapkan pembangunan di daerah, kawasan hingga nasional bisa terintegrasi sesuai tujuan pembangunan nasional.
“Perencanaan pembangunan di tingkat kota/kabupaten akan diintegrasikan dengan tujuan dan prioritas pembangunan di tingkat provinsi. Kalau ada daerah yang berpikir hanya untuk kepentingan daerahnya sendiri, memangnya ini punyae mbahmu. Otonomi itu penyerahan kewenangan urusan, bukan membagi negara dalam wilayah kecil-kecil,” tegasnya.
Dia kemudian mengambil contoh masalah kemacetan jalur lalu lintas Surabaya – Malang – Batu. Masalah ini tidak mungkin diselesaikan sendiri oleh Kota Batu. Perlu pembangunan sarana prasarana jalan yang terintegrasi dengan daerah sekitarnya. Sehingga Pemprov Jatim akhirnya memediasi antar kabupaten/kota sehingga ada kesepakatan untuk pembangunan jalan tembus Pasuruan – Batu.
Dengan jalan tembus tersebut diharapkan mampu menjadi pengungkit berkembangnya perekonomian di wilayah yang dilalui, sehingga secara regional akan meningkatkan PDRB Jatim yang tahun 2015 lalu mencapai Rp 1,7 trilyun.
Lebih lanjut dikatakan, hasil Musrenbang Kota Batu harus semakin menegaskan posisi kota Batu sebagai destinasi wisata utama nasional. “Ada banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh Kota Batu. Dan visi misi Kota Batu sejalan dengan visi misi Provinsi Jawa Timur, utamanya dalam pembangunan pariwisata dan sentra pertanian,” tandasnya.
Sementara itu, Walikota Batu Eddy Rumpoko berpesan agar perencanaan pembangunan tidak hanya urusan pembangunan fisik semata. Namun juga pembangunan sosial ekonomi, sehingga warga Kota Batu mampu meningkat kesejahteraannya.
“Kita ingin menciptakan Kota Batu sebagai Kota Layak Hidup. Jangan sampai ada orang Batu nganggur, ngamen dan menjadi pengemis,” tegas ER sapaan akrab Walikota Batu. Jika masih ada gejolak sosial di Kota Batu, maka berarti ada yang kurang dari pembangunan yang dilaksanakan Pemkot Batu. Sehingga aparatur pemerintah harus tanggap terhadap berbagai permasalahan di masyarakat. Lebih lanjut dikatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Batu memang sudah di atas rata-rata Jawa Timur. Namun demikian, ER berharap agar tidak berpuas diri. Sebab pertumbuhan tersebut masih bisa ditingkatkan karena minat investasi ke Kota Batu masih sangat tinggi. [sup]

Tags: