Wali Kota Batu Tak Ingin Sembrono, Wali Murid Inginkan PTM

Seorang siswa SD terlihat fokus di depan ponsel ketika gurunya mengajak bertemu dan memberikan pengarahan melalui aplikasi (Anas Bahtiar/ Bhirawa)

Kota Batu,Bhirawa
Kini Kota Batu sudah memungkinkan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) seiring dengan predikat zona kuning dalam penanganan Covid-19.

Berkaitan dengan hal itu Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Batu telah melakukan survei mengukur keinginan wali murid tentang keberatan atau tidak dengan PTM. Dari hasil survei menunjukkan sebanyak 85 persen wali murid setuju dilaksanakannya PTM.

Kabid SMP Dinas Pendidikan Kota Batu, Hariadi mengatakan dari hasil survei itu, ada beberapa SMP swasta yang belum terpenuhi sarana dan prasarananya. Seperti ketersediaan ruang kelas yang belum mencukupi. Karena dalam PTM setiap kelas hanya boleh diisi maksimal 15 orang. Kemudian jam pembelajarannya juga hanya 3 jam saja.

“Selain itu, di setiap sekolah juga harus ada titik kumpul. Sehingga siswa yang datang dengan siswa yang akan keluar tidak sampai bertemu. Serta peralatan protokol kesehatan seperti thermo gun dan hand sanitizer juga harus tersedia,” ujar Hariadi, Jumat (22/1).

Saat ini, lanjutnya, baru ada dua SMP yang mengirimkan proposal kesanggupan melaksanakan. Yakni, SMPN 2 dan SMPN 3 Kota Batu. Namun Dindik juga harus melakukan verivikasi terkait kesanggupan sekolah sesuai dengan proposal yang diajukan.

“Namun demikian jika dari pihak siswa atau wali murid masih menginginkan pembelajaran secara daring maka akan tetap dilayani. Jadi tidak semuanya dipaksakan harus tatap muka,”jelas Hariadi.

Ketika hal ini dikonfirmasikan ke kepala daerah, Wali Kota Batu Dra Hj Dewanti Rumpoko mengaku tak ingin terburu-buru menerapkan PTM. Apalagi predikat zona kuning yang disandang Kota Batu masih dalam hitungan hari.
Dewanti mengaku tak ingin mengambil resiko sebelum memastikan Kota Batu bisa mempertahankan zona kuning ini.

“Ya minimal zona kuning ini bisa dipertahankan selama tiga bulan. Syukur- syukur kalau bisa jadi zona hijau maka saya akan percaya diri untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka,”ujar Dewanti.

Wali kota meminta agar wali murid tak membandingkan dibukanya tempat wisata dengan aktivitas belajar mengajar di sekolah. Menurutnya hal itu tidak sebanding dengan resiko atau dampak besar ketika PTM digelar.

Dewanti sebenarnya memahami keinginan para orang tua supaya anaknya dapat kembali bersekolah. Dia juga meminta supaya masyarakat tidak berpikiran bahwa guru tidak bekerja selama pandemi Covid-19.

Selain itu masyarakat diharapkan tidak terlena ketika Kota Batu berada di zona kuning. “Jangan mengagung-agungkan zona kuning. Jangan sampai dengan zona kuning kita menjadi lengah dan berperilaku sembrono dengan tidak memakai masker,” tandas Dewanti.(nas)

Tags: