Wali Kota – Bupati Probolinggo Transfer Data Tangani Covid-19

Bupati Tanri dan wali kota Hadi dirumah dinas bupati dalam kesepakan tranfer data.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Untuk kali kedua dalam kurun waktu penyebaran covid 19 agenda pertemuan Wali Kota Hadi Zainal Abidin dan Bupati Tantriana Sari di pendapa kabupaten, Rabu 29/4/2020 malam lalu. Kami sepakat untuk transfer data dalam menangani covid 19. Sedangkan untuk kebbijakan PSBB hingga saat ini dalam kajian bersama kedua belah pihak. Hal ini diungkapkan wali kota Hadi Zainal Babidin, Selasa 5/5/2020.
Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari membuka forum diskusi yang juga Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri, Forkopimda, Sekda serta tim satgas covid 19 kota maupun kabupaten. “Perkembangan sebaran covid 19 selalu bertambah sehingga membutuhkan kerja sama dan sinergitas kedua belah pihak. Karena kita menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. Apa yang terjadi di kabupaten juga berdampak di wilayah kota,” ujar bupati Tantri.
Ia mencontohkan, kasus konfirmasi positif kemarin merupakan warga kota yang bekerja di kabupaten. Karena merupakan klaster Sukolilo, maka yang bersangkutan langsung dikarantina 14 hari dan hasil rapid test negatif dua kali. Namun setelah pulang ke kota diketahui hasil swabnya positif.
“Dampak seperti inilah yang membutuhkan kekompakan agar bisa sinergi dalam penanganan dan perawatannya. Termasuk kajian bersama jika opsi PSBB diberlakukan sebagai langkah terakhir. Diperlukan keterbukaan dalam akses data dan informasi bagi dua pemerintahan,” imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin. Menurutnya, koordinasi ini sangat penting karena posisi kota berada di tengah kabupaten sehingga pasti berimbas. “Kesepakatan bersama dalam menghadapi covid 19 harus ada transparansi informasi dan data. Begitu positif langsung diumumkan supaya masyarakat turut mengendalikan,” pintanya.
Habib Hadi berkaca dari kejadian sebelumnya, sehingga dia berharap data warga kota yang di karantina diberikan agar bisa di tracing keluarganya. Begitu pula sebaliknya pihak kota akan menyerahkan data warga kabupaten yang kerja di kota dan dikarantina.
“Ini harus dilakukan bersama sehingga bisa melakukan kontrol dengan cepat memutus mata rantai penyebaran covid 19. Saya khawatir jika terlambat tenaga medis tidak bisa mengatasi, karena jumlahnya terbatas. Kalau perlu ada grup khusus antara tim satgas covid 19 kota dan kabupaten guna mempermudah koordinasi,” ujar wali kota Hadi.
Sedangkan kebijakan lain seperti PSBB, perlu ada kajian bersama searah yang tidak berdampak ekonomi. Langkah yang paling tepat namun tujuannya sama, mirip PSBB. Koordinasi juga diperlukan dengan daerah perbatasan lainnya, seperti Kabupaten lumajang dan daerah lainnya.
Selanjutnya Forkopimda juga diberikan waktu untuk analisa dan evaluasi saling memberikan masukan. Jika ada kelemahan kedua wilayah bisa mencarikan solusi lainnya. TNI dan Polri siap mendukung apapun kebijakan pemerintah daerah demi percepatan penanganan covid 19 terutama dari sisi pengamanan.
Jubir covid 19 kota dr Abrarr HS Kuddah juga meminta tim satgas kabupaten untuk duduk bersama membahas secara teknis serta berbagi informasi terkait SOP (standar operasional prosedur) yang diberlakukan sehingga ada kesamaan dalam penanganan. Permintaan ini pun disetujui oleh wali kota maupun bupati guna saling melengkapi.
Pasien 01 positif Covid-19, berinisial S, belum diperbolehkan pulang dari RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Swab keempat dinyatakan positif, meski 2 kali tes sebelumnya negatif. “Tim medis RSUD dr Mohamad Saleh tidak memerbolehkan pasien S pulang. Sebab, untuk hasil tes swab keempat, masih ditemukan positif corona,” lanjut Wakil Wali Kota Probolinggo Mohamad Soufis Subri.
Subri menyatakan selama dalam penanganan tim medis, S setidaknya menjalani 4 kali swab. Tes kedua dan ketiga, hasilnya negatif Covid-19. Namun, tes keempat pria yang mengikuti Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKIH) pada 9-18 Maret 2020 di Asrama Haji Sukolilo itu, malah positif.
“Secara fisik kondisi pasien S sehat, tetapi karena tes swab ke empat masih positif, maka tetap diberlakukan isolasi di rumah sakit. Ini menjadi pelajaran bagi kita agar berhati-hati. Masih ada kemungkinan setelah negatif, kembali menjadi positif,” tandasnya.
Untuk membantu memutus mata rantai penyebaran Penyakit Virus Corona (COVID-19), Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto meminta masyarakat agar meminta himbauan dari pemerintah.
“Saya ingat apa yang menjadi pesan dari Ibu Bupati, mari masyarakat agar bersama-sama memutuskan pemerintah himbauan untuk tidak keluar dari kemana-mana meminta memang tidak benar-benar penting,” katanya.
Selanjutnya terang Anang, masyarakat harus menyetujui himbauan pemerintah untuk menggunakan masker saat keluar rumah. Terlebih saat ini Pemerintah Daerah melalui kebijakan dari Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE dengan program Gerakan Sejuta Masker sudah membagikan masker kain kepada masyarakat. “Jadi tolong topengnya untuk dipakai dan jangan ditaruh begitu saja,” jelasnya.
Anang juga meminta agar masyarakat membiasakan untuk meminta jarak jika diminta dengan mengajak. Kalau berbicara, duduk dan berbaring bersosialisasi selalu jaga jarak. “Disamping itu, selalu membiasakan gerakan cuci tangan apa pun aktivitasnya, melakukan percakapan kita atau terbawa bakteri atau virus kita akan terhindar dengan cuci tangan,” terangnya.
Misalnya dengan Kota Probolinggo. Masalahnya di Kota Probolinggo kasusnya tidak sebanyak di Kabupaten Probolinggo. Jadi yang mereka tangani dan yang ditracking tidak sebanyak di Kabupaten Probolinggo. Justru kita banyak yang swab jauh lebih banyak berlipat-lipat dibandingkan dengan yang di Kota Probolinggo, tambahnya.(Wap)

Tags: