Wali Kota Imbau Petambak Garam Bentuk Koperasi

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika melakukan panen garam.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika melakukan panen garam.

Pemkot, Bhirawa
Petambak garam di Kota Surabaya diimbau untuk membentuk koperasi. Keberadaan koperasi diharapkan akan mempermudah akses komunikasi antara petambak garam dengan perusahaan penampung garam.
Imbauan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di sela-sela melakukan panen raya garam bersama petambak garam di tambak garam di kawasan Romokalisari, Minggu (2/11) kemarin.
Menurut wali kota, akan sulit bagi petambak garam untuk bisa menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan bila masih berjalan sendiri-sendiri. Karena itu, perlu adanya wadah bagi petani garam.
“Kita bentuk koperasi. Melalui koperasi ini, saya nanti bisa hubungkan dengan perusahaan. Kan ndak mungkin pabrik berhubungan dengan orang per orang. Makanya harus dibentuk koperasi,” tegas Wali Kota Risma.
Momen panen raya garam tersebut memang seperti menjadi kesempatan bagi para petambak garam untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada Wali Kota.
Ketika sesi dialog dengan wali kota, satu demi satu petambak garam menyampaikan keluh kesah dan pertanyaan kepada wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini.
Diantaranya perihal air yang tersumbat karena adanya pelengsengan dan saluran air yang macet. Ada juga petambak garam yang mengeluhkan terpal untuk tambak garam mereka. “Monggo panjenengan tulis semua permasalahan apa yang mau disampaikan. Nanti akan kita selesaikan,” sambung mantan Kepala Bapeko Surabaya.
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya, Djoestamadji mengatakan, pihaknya akan segera berkordinasi dengan dinas terkait untuk menindaklanjuti arahan dari wali kota. Diantaranya dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UKM perihal pembentukan koperasi bagi petambak garam.
“Ini masih saya pelajarai. Tetapi kami sebenarnya sudah ada pembicaraan dua kali dengan Dinas Koperasi perihal pembentukan koperasi. Juga terkait siapa nanti dari petambak garam yang mau jadi pengurus,” jelas Djoestamadji.
Menurut Djoestamadji Distan juga mempunya program yang jelas untuk petambak garam di Kota Surabaya pada tahun 2015 mendatang. Mulai dari awal pembuatan garam hingga pasca panennya.
“Termasuk juga pembuatan sarana dan pra sarananya. Khusus untuk penyiapan infrastruktur kita bekerja sama dengan Dinas Pekerjaa Umum Bina Marga,” jelas mantan Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya ini.
Sebelum panen garam, perwakilan dari Paguyuban Petani Garam menyampaikan bahwa penerapan teknik membran membuat produktivitas garam rata-rata mencapai 120-150 ton per hektar dengan harga Rp400-450 perkilogram.
“Kualitas garam yang dihasilkan juga jauh lebih bersih dan lebih baik. Untuk itu, saya mewakili petambak garam, menyampaikan terima kasih kepada Bu Risma dan juga Dinas Pertanian Kota Surabaya yang telah memberikan perhatian kepada kami” ujarnya. [dre]

Tags: