Wali Kota Jambi Kenal Tanggulangin dan Kagumi Senapan Angin

Wali Kota Jambi Sayrif Fasha melihat senapan angin produksi UMKM Jatim pada pameran perdagangan Jawa Timur yang digelar di  Jambi Town Square (Jamtos), Kamis (19/5). [gatot]

Wali Kota Jambi Sayrif Fasha melihat senapan angin produksi UMKM Jatim pada pameran perdagangan Jawa Timur yang digelar di Jambi Town Square (Jamtos), Kamis (19/5). [gatot]

Melihat Pameran Produk Jatim di Jambi
Kota Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Jambi Sayrif Fasha pada pameran perdagangan Jawa Timur yang digelar di  Jambi Town Square (Jamtos), Kamis (19/5) lalu terlihat sangat antusias. Terbukti pemimpin kota Jambi ini bersedia meninjau area pameran dan berlama-lama di beberapa stan peserta pemeran.
Fasha, demikian Wali Kota Jambi biasa dipanggil, cukup akrab dengan beberapa nama sentra produk UMKM dari Jatim seperti nama Tanggulangin Sidoarjo yang merupakan sentra produk kulit.
Didampingi sejumlah kepala dinas di jajaran Pemkot Jambi, Fasha  meninjau area pameran perdagangan Jatim yang berada di lobi Jambi Town Square atau yang biasa disebut Jamtos.
Fasha  tertarik dengan produk-produk garmen terutama batik, produk kulit. Saat  mampir di stan John Anglo , UMKM produk kulit asal Tanggulangin Sidoarjo, wali kota yang terpilih sejak 2013 ini  cukup lama melihat kerajinan tas, dompet dan sepatu kulit itu.
“Dari Tanggulangin? Ya saya tahu Tanggulangin, produk kulitnya sudah terkenal,” ujarnya kepada Bhirawa yang diajak rombongan Disperindag Jatim ke Jambi.
Sementara Nanang yang tampil cukup eksentrik kemudian menjelaskan keunggulan produk kulitnya. Menurutnya kualitas produknya sangat terjaga karena kulit yang dipergunakan merupakan kualitas nomor satu. Fasha sendiri terihat manggut-manggut mendengarkan penjelasan tersebut.
Setelah meninjau beberapa stan  garmen dan  aksesoris, wali kota berwajah ganteng inipun sampai pada stan pameran produk senapan angin bermerek Ebony Guns. Di stan milik Ridwan Khamaludin ini, Fasha menyempatkan diri menjajal dan mententeng  beberapa senapan angin kaliber besar.
“Benar ini senapan angin, kok besar ya kayak senapan sniper saja. Bukan organiknya,” tanya Fasha pada Ridwan yang menjaga sendiri stannya.
Ridwan kemudian sempat menjelaskan senapan angin yang dipoduksinya beberapa jenis memiliki kaliber yang cukup besar untuk ukuran standar senapan angin. Sementara untuk model senjata dirinya bisa meniru beberapa model senjata standar militer seperti senapan sniper lengkap dengan tele dan penyangga.
“Karena kalibernya besar jadinya lebih berat dan pompanya juga lebih besar kapasitasnya, jadi beberapa kami lengkapi dengan penopang untuk menjaga keseimbangan,”  terangnya.
Fasha sendiri terlihat tertarik untuk setidaknya membuka pasar senapan angin ini, maklum di Jambi dan khususnya Kota Jambi masih mempunyai wilayah hutan yang sangat luas. Tentunya hama pertanian sebagian besar diakibatkan oleh babi hutan ataupun monyet.
“Senapan kayak gini perlu izin kepolisian nggak ya,”  tanya Fasha pada salah satu stafnya yang mendampingi.
“Saya kira tidak pak, ini senapan angin. Tapi perlu juga kita konfirmasi ke kepolisian,” ujar anak buahnya itu.
Fasha juga tertarik dengan produk industri menengah. Saat mampir di stan  produsen lampu merek Chiyoda, Fasha  antusias menanyakan seberapa tahan lama produk lampu yang pabriknya ada di Rungkut Industri  tersebut.
Bahkan pasca kehadiran Fasha di arena pameran Jawa Timur, sempat diperoleh kabar ada pengusaha Jambi yang bersedia menjadi distributor utama lampu Chiyoda.
Pameran ini menjadi kesempatan bagus bagi pengusaha Jambi, karena beberapa produk asal Jatim sebelumnya  justru mereka dapatkan dari distributor Jakarta sehingga harganya jauh lebih mahal. [gatot]

Tags: