Wali Kota Kediri: Kebudayaan Menjadi Nilai Jual City Branding

Merespon Digitalisasi Aksara Kawi

Kota Kediri, Bhirawa.
Kota Kediri menggelar seminar persiapan Kongres Aksara Kawi I 2022 sebagai respon akan dirilisnya Aksara Kawi dalam format digital oleh Unicode, sebuah konsorsium internasional yang mengatur standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer

Aacara di gelar di Hotel Insumo Palace, 13 & 14 November 2021. “Kota Kediri mendukung digitalisasi Aksara Kawi karena kami merasa penting untuk ikut merawat tinggalan budaya, seni dan ilmu pengetahuan, karena ini menjadi modal dasar untuk city branding”, kata Wali Kota Kediri dalam sambutannya

Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Kerjasama, dan Marketing Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menyatakan, sangat penting Kota Kediri menjadi tempat Kongres Aksara Kawi karena Kawi adalah induk dari aksara-aksara di Nusantara.

“Sah juga kalau mau nyebut Kediri adalah Ibukota Aksara Nusantara, karena mayoritas aksara asli nusantara (hampir semua yg sejak lahir di bumi nusantara) dan yang sudah terdigitasikan saat ini (Jawa, Sunda, Bali, Bugis atau Aksara Lontaraq, Jangang-jangang atau Aksara Makassar, Rejang, Batak, dll) termasuk Aksara Lampung, Incung yang masih belum sempat terdigitisasikan, induknya adalah Aksara Kawi”, tegas Heru Nugroho yang mendukung pendaftaran Aksara Kawi ke UNICODE.

Heru Nugroho sendiri, sebelum aktif mendukung pendaftaran aksara-aksara Nusantara ke UNICODE, juga adalah ketua tim Kemenpora RI saat mendaftarkan Pencak Silat ke badan kebudayaan dunia UNESCO. Hingga akhirnya pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ditetapkan melalui sidang ke 14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage diselenggarakan UNESCO di Bogota, Kolombia pada 9-14 Desember 2019.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kota Kediri Zachri Ahmad mengatakan kegiatan Kongres Aksara Kawi ini pertama kali digelar di Kediri. Acara diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Kediri dan sekitarnya.

Pihaknya juga mengapresiasi rencana digitalisasi Aksara Kawi tersebut. Dengan itu, anak-anak muda tentunya bisa belajar dan lebih mengetahui tentang budaya.

“Aksara Kawi ini bila dikatakan anak-anak sekarang belum tahu. Ini lalu dimunculkan, dibudayakan, sehingga mereka mengetahui seperti apa Aksara Kawi yang menjadi budaya bangsa kita itu dikenal oleh generasi sekarang,” kata Zachri. [van]

Tags: