Wali Kota Madiun Jadi Pembicara Nasional Kegiatan Kementerian

Wali Kota Madiun, Maidi menerima taliasih saat diminta menjadi pembicara dalam acara Dialog Nasional ”Model Kelola Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan” serta Rapat Koordinasi Pengelolaan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) yang berlangsung di The AlanaYogyakarta Hotel & Convention Center, Selasa (29/11).

Kota Madiun, Bhirawa
Wali Kota Madiun, Maidi semakin sering menjadi pembicara nasional. Kali ini, datang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Orang nomor satu di Kota Pendekar tersebut diminta menjadi salah seorang pembicara dalam acara Dialog Nasional ”Model Kelola Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan” serta Rapat Koordinasi Pengelolaan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) yang berlangsung di The AlanaYogyakarta Hotel & Convention Center, Selasa (29/11).

Dipilihnya Maidi Wali Kota Madiun menjadi pembicara nasional giat kementrian, karena Pemerintah Kota Madiun dinilai cukup berhasil dalam penataan lingkungan di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi.

Hal itu dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan kepada Wali Kota Maidi 2022 ini. Selain itu, juga diraihnya penghargaan Program Kampung Iklim untuk sejumlah wilayah di Kota Madiun.

Dalam dialog tersebut Wali Kota berkesempatan memberikan paparan terkait penataan kota yang berwawasan lingkungan di Kota Madiun.

Di antaranya, pemanfaatan lahan tidur untuk ditanami tanaman produktif, penanaman pohon besar untuk penurunan suhu, hingga kebijakan-kebijakan wali kota terkait dengan lingkungan.

”Saya itu punya tim 27 yang khusus membersihkan sungai. Untuk melarang masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, saya tidak perlu dengan kekerasan. Cukup saya sampai dari hati kehati. Kalau masyarakat tetap buang sampah ke sungai, yang membersihkan orang lain. Apa tidak kasihan,” ungkap Wali Kota Maidi kepada awak media, Rabu (30/11) memberikan penjelasan.

Selain itu, Wali Kota juga mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan orang tua menanam pohon setiap ada kelahiran. Tanaman yang dimaksud adalah tanaman produktif. Hasilnya dikembalikan kepada anaknya tersebut kelak.

Pemerintah Kota Madiun menyiapkan lahan untuk itu dengan konsep hutan bayi. Sebab, pohon yang ditanam tersebut diberi nama seperti nama anak tersebut. Lokasi tersebut akan menjadi satu kawasan hutan yang bisa dipetik manfaatnya ke depan.

”Anak usia sekolah, pohon itu sudah bisa dipetik hasilnya. Bisa untuk menambah biaya sekolah. Jadi sebenarnya segala sesuatu itu sudah dipenuhi alam. Kita harus menjaganya, bukan malah merusaknya,” kata Wali Kota.

Dalam acara tersebut, Wali Kota Maidi tak sendiri. Ada Direktur Jenderal PSKL Kementerian LHK Bambang Supriyanto, Ketua PBNU Moh Mukri, dan Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sedyo Rukun Sudarmi. [dar.dre]

Tags: