Wali Kota Malang Bantah Lakukan Lock Down

Wali Kota Malang Sutiaji

Kota Malang, Bhirawa
Beredarnya kabar ada penutupan akses atau lock down Kota Malang, dibantah langsung oleh Wali Kota Malang Sutiaji. Kepada wartawan ia menyebutkan tidak pernah ada kebijakan lock down untuk Kota Malang.
“Tidak ada kebijakan menutup akses masuk dan keluar dari kota Malang. Karena kebijakan Lock down adalah kebijakan pemwrintah pusat,”tutur Sutiaji kepada sejumlah wartawan Senin 16/3 kemarin.
Ia menyampaikan, lock down adalah, kebijakan pemerintah pusat, dan itu dilakukan secara serempak, tidak hanya disatu kota saja. Makanya kalau ada pemberitaan yang menyebutkan dia akan menutup akses ke kota Malang itu tidak benar.
“Kalau lockdown dilakukan bersama-sama dengan tindakan konkrit untuk menghindari masa inkubasi virus covid 19, selama 14 hari,  disemua daerah itu bagus, bukan hanya di Malang sementara yang lain tidak, gak mungkin bisa mencegah,”tutur Sutiaji.
Menurut  Sutiaji, yang ada di Kota Malang adalah membatasi dan menunda serta menjadwalkan kembali bagi tamu tamu yang akan berkunjung ke Pemkot Malang. Termasuk ASN kota Malang yang akan ke luar kota (dinas)  sementara dipending dan dijadwal ulang. 
Kebijakan itu diberlakukan selama kurun waktu 14 hari sejak dinyatakan Walikota Malang di balaikota, Senin 16/3 kemarin.
“Kita tentu tidak ingin berlama lama dengan kondisi seperti ini.  Namun langkah ini juga bagian dari merespon kebijakan pusat. Dan perlu saya garis bawahi kembali tidak ada kebijakan lock down untuk kota Malang,  yang kita atur adalah menunda atau menjadwalkan kembali kunjungan tamu ke Pemkot Malang,  dan untuk ASN Pemkot Malang menunda kegiatan dinas ke luar daerah,  “tegas Sutiaji..
Ditambahkan wali kota yang juga seorang ustazd ini,  secara  marathon pihaknya mengumpulkan para pelaku usaha berlanjut para tokoh agama, untuk menyampaikan kebijakan terkait dengan mewabahnya virus Covid 19. 
Jadi tidak mungkin (kota Malang) melakukan penutupan yang menjadi kewajiban  dia adalah memberikan rasa nyaman,  aman dan tenang kepada warga.
“Yang kita lakukan adalah mengontrol lalu lalang orang.  Untuk itu,  kami juga minta kepada para pelaku usaha inapan dan hotel untuk ikut mencermati pergerakan tamu tamunya,”tegasnya.
Sehingga kata dia, sedini mungkin bisa diketahui berasal dari mana.  Tentu itu juga diikuti dengan langkah langkah mitigasi,  yang utama penyediaan hand sanityzer,  melakukan kontrol suhu badan pengunjung sekaligus sosialisasi cuci tangan dengan sabun.
Sebelumnya tersiar kabar, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan memantau akses keluar dan masuk masyarakat baik dari atau menuju Kota Malang.
Kabarnya keputusan itu, diambil usai apat koordinasi (rakor) Covid-19 menetapkan Tim Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 yang langsung bertugas terhitung mulai hari ini. Tim dibentuk atas perintah Pemerintah Pusat sebagai sentralisasi informasi berkaitan Covid 19 dan langkah penanganan. Anggota Satgas melibatkan stakeholder mulai pihak keamanan, rumah sakit yang terumuskan dalam SOP yang akan ditetapkan.
Dalam sebuah pernyataan Sutiaji melanjutkan, langkah tersebut dilakukan agar mitigasinya semakin jelas setelah sebelumnya memutuskan meliburkan sekolah.
Sehingga dibutuhkan langkah susulan di antaranya penutupan hiburan malam dan tempat kerumunan orang sampai batas waktu virus itu tidak tertularkan atau 14 hari.
“Jadi setelah semalam kita putuskan meliburkan anak, itu nanti hanya satu sisi saja efektif. Maka nanti akan ada susulan, nanti hiburan malam dan tempat kerumunan orang, nanti akan kita hentikan sejenak sampai batas waktu virus itu tidak tertularkan selama 14 hari,” jelasnya.
Semua kegiatan yang melibatkan setidaknya 30 orang atau lebih diminta untuk dihentikan atau ditunda sementara, baik itu kegiatan pemerintah maupun kegiatan masyarakat.
“Termasuk Kerumunan atau pengajian nanti kalau lebih dari 30 orang disarankan untuk ditunda. Cafe-cafe dan hiburan malam, tempat-tempat rekreasi kita tutup dalam waktu 14 hari,” tegasnya.
Hari ini Satgas secara marathon bekerja dengan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat, baik tokoh agama untuk membantu agar masyarakat tidak cemas. Sehingga harapannya bisa dilakukan dengan tidak berakibat persoalan lain.
“Tentu saat kita terapkan, saya mohon tidak terjadi panic buying, tidak ada kecemasan masyarakat. Sehingga kami melakukan operasi pasar, melihat dan memantau pasar,” terangnya.
Sementara itu, Pemkot Malang juga sedang berkoordinasi untuk tindakan penyemprotan dan anjuran di setiap instansi dan masyarakat. Seluruh instansi diminta menyediakan hand sanitizer dan deteksi suhu. [mut]

Tags: