Wali Kota Malang Benarkan Karyawan BRI Positif Covid-19

Wali Kota Malang, Sutiaji

Kota Malang, Bhirawa
Karyawan Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah (BRI Kanwil) Malang positif Covid-19. Wali Kota Malang, Sutiaji membenarkan kabar tersebut, setalah melakukan komunikasi dengan Kanwil BRI Malang pada Selasa,( 7/7) kemarin.

Menurut Sutiaji, setelah ditanyakan ke Kanwil ternyata salah satu dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal kemarin merupakan pegawai BRI dan hasil swabnya keluar setelah meninggal dunia dan hasilnya positif.

“Setelah mengetahui salah satu karyawannya positif Covid-19. BRI langsung melakukan uji swab massal kepada 200 karyawan. 80 karyawan menjalani uji swab tahap awal dan 120 karyawan jalani uji swab pada tahap dua,”kata dia.

Dari 80 karyawan yang uji swab tahap awal 1 karyawan dinyatakan positif Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Total sementara karyawan BRI Kanwil Malang 2 orang positif Covid-19.

Setelah keluar hasilnya PDP itu yang positif, maka dilakukan yang swab secara menyeluruh. Jadi swab tahap pertama 80 orang sampai total itu 200 di swab. 80 tahap awal uji swab sudah keluar 1 orang positif Covid-19 OTG. Untuk sisanya belum keluar uji swabnya.

Pihak Kanwil BRI melakukan berbagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Diantaranya dengan menyemprot desinfektan, dan melakukan sterilisasi gedung. Untuk dua karyawan itu, BRI mengkonfirmasi ke Pemkot Malang bukan bagian pelayanan sehingga tidak melakukan kontak dengan nasabah.

Satu gedung sempat dihentikan disemprot desinfektan. Yang terkena (pegawai positif Covid-19) itu tidak masuk dalam pelayanan. Ada satu gedung yang tetap memberikan pelayanan.

“Saya instruksikan mohon ditutup. Tapi mereka meyakinkan kami agar tidak ada kecemasan. Nasabah dijamain orang yang melayani di bank itu tidak ada kontak erat dan hasil swabnya negatif,” tutur Sutiaji.

Sementara itu, kasus positif Covid-19 di Kota Malang mendekati angka 300 jiwa, total sebanyak 278 orang konfirmasi positif pada Selasa, 7 Juli 2020. Dari total sebanyak itu, 23 pasien meninggal dunia. Angka kematian atau mortality rate pasien Covid-19 di Kota Malang pun mencapai 8,5 persen.

Hunul Muarif Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, mengutarakan, angka ini muncul berdasarkan perhitungan jumlah total positif Covid-19 dibagi dengan pasien meninggal dunia. Angka ini tergolong tinggi karena di atas angka kematian nasional dimana mortality rate atau tingkat kematian masih diangka 5 persen.

“Jadi angka jumlah pasien Covid-19 yang meninggal kami bagi dengan jumlah konfirm positif. Kami hitung itu antara 8 hingga 8,5 persen. Jumlah ini di atas standar 5 persen,” kata Husnul.

Husnul mengatakan, mayoritas pasien positif Covid-19 meninggal dunia karena komorbid atau memiliki penyakit penyerta. Seperti, diabetes mellitus (DM), hipertensi, stroke dan jantung. Sebagian besar pasien meninggal dunia berusia 55 tahun keatas.

Sementara itu dengan masifnya pertambahan angka pasien positif Covid-19. Kota Malang yang sebelumnya berstatus zona oranye kini menjadi zona merah. Husnul menyebut, peningkatan kasus tersebut disebabkan oleh berjalannya proses tracing konfirm positif yang berjalan bagus.

“Jadi karena tracingnya bagus. Satu konfirm positif ketemu ditracing, saat ketemu lagi ditracing lagi. Itu yang menjadi penyebabnya. Sebenarnya dari pengawasan epidemiologinya bagus akan menyekat penyebaran dari Covid-19,” tutur Husnul. [mut]

Tags: