Wali Kota Malang: Biopori Diyakini Mampu Cegah Banjir

Wali Kota Malang Moch. Anton saat melakukan pencanangan biopori di Kampung Wareng Kelurahan Kedungkandang Senin [18/12] kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Wali Kota Malang Moch. Anton disela-sela pencanangan sejuta biopori Kwartir Daerah Gerakan Pramuka JawaTimur di Kampung Wareng Kelurahan Kedungkandang Senin 18/12 kemarin mengutarakan bahwa biopori  mampu mencegah terjadinya banjir.
Wali Kota yang kerap disapa Abah Anton itu, menyampaikan bahwa biopori menjadi satu-satunya cara, mencegah banjir disamping melakukan pembenahan saluran.
“Segala upaya untuk mencegah terjadinya banjir harus dilakukan, tidak saja melalui perbaikan drainase tetapi upaya membuat resapan biopori juga dilakukan,”tukas Abah Anton.
Ia menyampaikan persoalan banjir di Kota Malang ini, menjadi persoalan yang serius dan harus ditangani secara maksimal. Pihaknya tidak akan menyalahkan pemerintahan masalalu, tetapi lebih mencarikan solusi   penanganan banjir.
“Bagaimana ngak banjir wong drainasenya semakin sempit, pembangunan rumah yang menjorok dialiran sungai, seharusnya tidak boleh terjadi. Makanya harus dicarikan jalan keluar,”tutur Abah Anton.
Selain itu, pihaknya juga mengajak kepada masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan.  Sebab membuang sampah tidak pada tempatnya membuat rentan terjadinya sumbatan.
“Kami mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, agar tidak terjadi penyumbatan di drainase, yang mengakibatkan air menggenang dan banjir,”tambah Abah Anton.
Menurut dia, seharusnya jika dilihat dari letak geografi di Kota Malang tidak mungkin terjadi babjir. Karena aliran sungainya sangat dalam. Kenyataannya setiap terjadi genangan air kondisi sungai yang melintas di kota Malang tidak sampai meluber.
Sementara itu, untuk program 1 juta biopori Kwarcab Kota Malang kebagian 27 ribu biopori. Jumlah tersebut akan dibagi secara proporsional di lima kecamatan.
Program yang dimulai  18 Desember 2017 ini, akan selesai dalam waktu satu bulan hingga tanggal 18 Januari 2018. Setiap kelurahan kebagian 540 lubang resapan biopori. [mut]

Tags: