Wali Kota Malang Duga Beras Dijual di Luar Daerah

Operasi Pasar (OP) yang digelar Disperindag dan ESDM kabupaten Situbondo sepi peminat. Meski demikian, harga beras dipasaran terus merangka naik, termasuk komoditas cabe.

Operasi Pasar (OP) yang digelar Disperindag dan ESDM kabupaten Situbondo sepi peminat. Meski demikian, harga beras dipasaran terus merangka naik, termasuk komoditas cabe.

Malang, Bhirawa
Kelangkaan beras di Kota Malang, telah terjadi selama dua pekan  lebih,  tak pelak harga beras di pasaran membumbung tinggi. Wali Kota Malang Muhammad Anton, mencurigai jika ada pihak-pihak yang dengan sengaja menjual beras ke luar daerah.
“Saya kok curiga, jangan-jangan beras yang  biasa  dijual di Kota Malang dijual ditempat lain. Kalau ini yang terjadi berarti ada upaya penghilangan beras dari Kota Malang,”tutur Wali Kota yang kerap disapa Abah Anton itu, Selasa (3/3).
Spekulan beras, lanjut Abah Anton mulai bermain-main untuk mengambil keuntungan. Bisa jadi harga di luar Kota Malang lebih mahal sehingga mereka memilih menjual beras ke luar Kota. Padahal warga Kota Malang sendiri masih membutuhkan.
“Semua kemungkinan bisa terjadi, mengapa di gudang kok banyak yang kosong. Kami curiga ada apa ini. Biasanya stok beras dio Kota Malang selalu ada, tidak sampai habis seperti yang terjadi sekarang ini,”tutur Abah Anton.
Berdasarkan laporan dari stafnya, dari delapan gudang  beras yang di sidak Senin (2/3) kemarin, hanya ada satu gudang yang memiliki stok lebih dari 60 ton. Beberapa gudang diantaranya malah kosong tidak ada aktifitas.
Untuk itu, pihaknya memerintahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, untuk melakukan investigasi lanjutan bekerjasama dengan pihak Kepolisian.
“Investagasi sampai tuntas, kami ingin di Kota Malang ini tidak ada permainan beras, karena saat ini masyarakat sangat membutuhkan beras. Makanya semua upaya akan dilakukan agar stok beras kembali aman,”imbuh Walikota yang juga Ketua DPC PKB Kota Malang itu.
Meski di beberapa gudang masih kosong, tetapi pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik menghadapai situasi seperti ini. Karena pemerintah memiliki tangung jawab untuk menyediakan  kebutuhan pokok  warganya.
“Kebutuhan beras di Kota Malang ini harus tercukupi, makanya kita akan meminta kepada pihak Bulog untuk terus melakukan operasi pasar. Karen animo masyarakat untuk mendapatkan beras  Bulog sangat besar,”tuturnya.
Itu terlihat dari beberapa tempat operasi pasar yang di lakukan, seperti di Pasar Besar, Pasar Dinoyo,  Pasar Kebalen,  serta Pasar Bunut, pihak Bulog menambah jatah operasi  dari yang direncanakan.
Abah mencontohkan untuk operasi pasar didepan Pasar Besar akhir pekan kemarin, dari rencana 7 ton, ternyata penujualan mencapai 7,5 ton. Ini sama dengan yang dilakukan di Pasar Kebalen Senin 2/3 lalu. Jumlahnya cenderung lebih banyak dari yang direncanakan semula.
“Biasanya kalau operasi pasar, peminatnya tidak melampaui target yang direncanakan tetapi dalam operasi kemarin, di semua tempat-rata melebihi target, hingga 500 Kg, ini menunjukan jika animo masyarakat tinggi,”timpalnya.

Tak Diminati
Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo terus melakukan pemantauan harga dengan cara menggelar Operasi Pasar (OP) di sejumlah pasar tradisional, sejak kemarin (3/3). Saat ini saja harga beras masih cukup tinggi hingga mencapai 10.500 rupiah per kg. Sayangnya beras
Sayangnya beras OP itu tidak diminati masyarakat,  mengingat beras yang dijual jenis IR 36. Padahal beras dijual hanya Rp 7.200 perkilo gramnya. “Ini lebih murah ketimbang harga beras yang sama di pasaran yang mencapai Rp 7.800,” ujar salah satu petugas OP kemarin.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo, Tutik Margiyanti, melalui  Kabid Perdagangan Agustiyono, menandaskan, selain beras, harga cabe rawit mengalami naik turun, akhir-akhir ini. “Saat ini komoditas tersebut mengalami kenaikan sekitar 32 persen dari harga sebelumnya,” terang Yon, panggilan akrab Agustiyono, kemarin.
Sementara itu  Bulog Sub Divre Tulungagung sudah melakukan OP beras sejak Jumat (27/2) lalu, namun harga beras di Kota Marmer masih relatif tinggi. Penurunan harga akibat OP tersebut baru dikisaran Rp 200 perkilogram. “Yang premium merk tertentu ada yang turun Rp 200 juga. Tetapi ada pula yang belum turun,” ujar Mini (60), salah seorang pedagang beras. [mut,awi,wed]

Tags: