Wali Kota Malang Larang Kampung Wisata Ditiketkan

Wali Kota Malang HM. Anton saat berada di Kampung Tridi, bersma para pejabat Kota Malang, Selasa (23/8) kemarin.

Wali Kota Malang HM. Anton saat berada di Kampung Tridi, bersma para pejabat Kota Malang, Selasa (23/8) kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Wali Kota Malang HM. Anton meminta kepada pemangku kampung  wisata,  untuk tidak memberlakukan tiket masuk kampung wisata. Pasalnya persoalan tersebut bisa berkesan kurang baik, kepada keberadan kampung wisata.
Pernyataan tersebut disampaikan HM. Anton saat, mengunjungi kampung  Tridi, di Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing Kota   Malang, Selasa 23/8 kemarin.
Menurut  Wali Kota yang  kerap diapa Abah Anton itu,  yang harus dilakukan adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat, agar ada peningkatan secara ekonomi. Sedangkan tiket masuk tidak perlu dilakukan.
“Kita ingin ada kreatifitas dari masyarakat. Sehingga ada pemberdayaan ekonomi,  mereka bisa menjual oleh-oleh khas kampung wisata, tanpa harus membayar tiket saat masuk,”tutur Abah Anton.
Sementara dalam kunjungannya tersebut, Abah Anton melihat langsung hasil kreasi masyarakat berupa gambar dan lukisan 3 Dimensi, yang di pajang disepanjang jalan kampung.
“Hasil karyanya masyarakat ini sangat mengagumkan, tidak salah jika Kota Malang di sebut sebagai Kota Kreatif, tapi silahkan orang masuk berkunjung bebas, jangan dikenakan tiket masuk,” tutur Abah.
Beberapa spot pada kampung tridi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan karena dapat dijadikan sebagai wisata berfoto selfie. Yang ada saat ini akan terus disempurnakan.
Abah Anton juga menyampaikan kepada SKPD terkait untuk segera melakukan berbagai perbaikan di kampung tridi guna mendukung keinginan masyarakat agar kampungnya dapat menjadi kampung wisata.
Pada kesempatan itu, Abah yang didampingi Sekkota Malang Idrus, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengawasan Bangunan (BPUPB), Jarot Edi Sulistiyono, Kepala Beppeda Wasto, Camat Blimbing Priyadi, dan sejumlah pejabat lainnya.
Abah Anton juga melihat langsung kampung Tridi, hingga ke bantaran sungai, yang berbatasan dengan kampung Warna-warni. Bahkan pihaknya meminta  kepada Bappeda untuk merencanakan jembatan antara kampung Tridi dengan Kampung Warna-warni.
“Ada pembatas sungai, makanya harus dibuat jembatan yang  menghubungkan Kampung Tridi Kesatrian dan Kampung Warna- warni di Jodipan,” imbuh Abah Anton. Bahkan menurut dia, desain  jambatannya saat ini sedang dikerjakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan nanti akan dipilih yang sesuai dengan karakter kedua kampung tersebut. [mut]

Tags: